
Ramalan Ngeri Rasio Utang RI, 2 Tahun Meroket Gara-gara Covid

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia harus melakukan pelebaran defisit anggarannya untuk memitigasi dampak Covid-19 yang sangat menekan perekonomian. Langkah ini tentunya berdampak pada kenaikan tingkat utang.
Menurutnya, defisit tidak hanya diperlebar di tahun ini saja tapi masih berlanjut di tahun depan sehingga berdampak juga pada rasio utang. Pada tahun ini, pemerintah menetapkan defisit anggaran 6,34% dan tahun depan 5,7%.
Dengan kondisi ini, maka rasio utang terhadap produk domestik Bruto (PDB) juga meningkat tajam. Jika sebelumnya rasio utang RI selalu di jaga di batas 30%, maka pada tahun ini diramal akan mencapai 38,5%.
Bahkan, untuk tahun depan rasio utang akan lebih tinggi hingga 41,8%.
![]() |
"Indonesia alami tekanan yang sama karena kita lakukan countercyclical," ujarnya melalui video conference, Senin (19/10/2020).
Hal yang sama juga terjadi pada negara-negara lainnya baik negara maju maupun negara berkembang. Amerika Serikat (AS) bahkan defisitnya pada kuartal II -18,7% dan tahun depan masih -8,7%, yang artinya rasio utangnya juga naik melebihi 100% yakni 131,2% dan di 2021 133,6%.
Negara lain yang rasio utangnya juga melebihi 100% adalah Jepang yang diproyeksi capai 266,2% dari PDB di tahun ini dan naik 28,2% menjadi 264% di 2021. Selanjutnya Italia rasio utang tahun ini diramal 161,8% dan tahun depan jadi 158,3%.
Begitu juga dengan Kanada rasio utang tahun ini diproyeksi 114,6% dna tahun depan 115%, Perancis tahun ini 118,7% dan tahun depan 118,6%. kemudian Inggris 108% menjadi 111,5% di tahun depan.
"Jadi kalau kita lihat semua negara terjadi kenaikan sangat tinggi utangnya, bahkan Jerman yang paling hati-hati defisitnya meningkat besar," tegasnya.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article SBY Sebut Utang di Era Jokowi Tinggi & Tidak Aman, Cek Nih!