
Wow, Tambahan Sambungan Jaringan Gas Naik 2x Lipat di 2020

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah memasang jaringan gas kota (jargas) sebanyak 135.286 sambungan rumah tangga (SR) di 23 kabupaten/ kota pada 2020, meningkat dari sambungan yang dilakukan pada 2019 yang sebesar 74.500 sambungan rumah tangga.
Hal ini menandakan adanya pandemi tidak berdampak pada tambahan sambungan jargas selama 2020.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan dengan tersambungnya jargas sebanyak 135.286 pada 2020, total jargas hingga 2020 yang telah tersambung yakni mencapai 673 ribu sambungan rumah tangga. Jumlah ini naik 206% dari 2015 yang baru sebesar 220 ribu sambungan.
Arifin mengatakan, jargas ini perlu dioptimalkan karena praktis dan lebih ramah lingkungan.
"Jargas ini memanfaatkan gas untuk kebutuhan domestik. Saya harap ini dioptimalkan karena praktis dan ramah lingkungan daripada BBM. Pada tahun 2020 dibangun jargas sekitar 135 ribu sambungan rumah di 23 kabupaten/ kota," tuturnya saat konferensi pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2020 Dan Rencana Kerja Tahun 2021, Kamis (07/01/2021).
Secara rinci dalam lima tahun terakhir sambungan rumah untuk jargas yakni, tahun 2016 bertambah sebanyak 99,1 ribu sambungan rumah (SR), 2017 sebanyak 53,7 ribu SR, 2018 sebanyak 90,2 ribu SR, 2019 sebanyak 74,5 ribu SR, dan 2020 sebanyak 135,3 ribu SR.
"2021, targetnya ada tambahan 120.776 sambungan rumah, sehingga total jargas terbangun mencapai 794 ribu sambungan hingga 2021" ujarnya.
Ke depannya menurutnya pihaknya akan melakukan studi agar pembangunan jargas ini menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), sehingga anggaran tidak hanya berasal dari pemerintah.
"Ke depan, kita akan meningkatkan program pemasangan jargas ini. Untuk itu, di 2021 kita akan melakukan studi untuk menggunakan skema KPBU," jelasnya.
Seperti diketahui, penggunaan jargas ini juga berguna untuk menggantikan konsumsi LPG yang selama ini banyak dipenuhi melalui impor.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, pemerintah kini tengah menjalankan program pengembangan jargas agar bisa mengurangi pemakaian LPG yang saat ini semakin melesat impornya.
Pemerintah sebelumnya memperkirakan konsumsi LPG akan terus melesat setiap tahunnya dan pada 2024 diperkirakan akan menyentuh 11,98 juta ton dari perkiraan 8,81 juta ton pada 2020. Namun produksi diperkirakan stagnan pada 1,97 juta ton per tahun, sehingga peningkatan impor menjadi tak terelakkan.
Pemerintah memperkirakan impor LPG pada 2024 mencapai 10,01 juta ton dari tahun ini sekitar 6,84 juta ton.
"Program jargas ini akan ditingkatkan dua kali lipat, sehingga diharapkan bisa mengurangi impor LPG signifikan," paparnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (21/12/2020).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hutama Karya Garap Proyek Jaringan Gas Senilai Ratusan Miliar
