
Jelang Peringatan Setahun Kematian Soleimani, AS-Iran Tegang

Sementara itu, presiden terpilih Joe Biden yang akan segera menduduki White House pada 20 Januari nanti akan memberlakukan kebijakannya terhadap Iran untuk meredakan tekanan yang selama ini dilakukan Trump. Disebutkan bahwa Biden akan melanjutkan kembali kesepakatan nuklir Iran.
"Iran merupakan ancaman nyata bagi keamanan nasional AS, terutama selama periode peningkatan risiko akibat peringatan pembunuhan Soleimani yang akan datang," kata Sam Vinograd, mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional dan analis CNN.
"Saya pikir Iran akan mengkalibrasi setiap serangan yang terkait dengan peringatan ini karena mereka tidak ingin menutup diri sebelum Biden menjabat dan seolah-olah memulai kembali negosiasi nuklir yang akan mengarah pada pencabutan sanksi," lanjutnya.
Di sisi lain, Komando Pusat AS mengatakan pekan lalu bahwa serangan di Zona Internasional Baghdad dekat kedutaan AS hampir pasti dilakukan oleh kelompok milisi yang didukung Iran.
Duta besar Rusia untuk Asosiasi Energi Atom Internasional, pada Jumat (1/1/2021) juga mengumumkan Iran akan meningkatkan pengayaan uraniumnya ke tingkat yang dicapai sebelum kesepakatan nuklir 2015. Ini dinilai sebagai langkah provokasi.
Pengganti Soleimani, Jenderal Esmail Ghaani, pada hari yang sama juga menyatakan bahwa mereka yang mengambil bagian dalam pembunuhan dan kejahatan ini tidak akan aman di bumi.
"Apa yang mereka lihat sejauh ini hanyalah sebagian dari balas dendam, tetapi mereka harus menunggu balas dendam yang keras. Waktu dan tempat akan ditentukan oleh Front Perlawanan," tegasnya.
(roy/roy)