
Duh! Kontainer Langka, Biaya Ekspor Makin Mahal

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha blak-blakan soal fenomena langkanya kontainer untuk keperluan ekspor. Ternyata penyebabnya karena tak seimbangnya kegiatan impor dan ekspor. Kondisinya berdampak pada biaya logistik kapal laut.
Ketua Forum Angkutan Logistik Masyarakat Transportasi Indonesia Ibrahim Khoirul Rohman mengatakan kelangkaan kontainer yang terjadi saat ini bukan dalam bentuk fisik. Namun, disebabkan adanya ketidakseimbangan aktivitas ekspor-impor yang terjadi.
"Jadi jadwal pengangkutan yang berkurang akibat dari penurunan volume ekspor-impor dari negara lain juga. Misalnya perusahaan Costco dari Singapura ke Rotterdam yang sebelumnya tiga kali seminggu jadi dua kali seminggu," katanya dalam Outlook Transportasi 2020, Senin (28/12/2020).
Sehingga kondisi ini menyebabkan supply shortage yang ditandai dengan kenaikan freight rate karena volume yang menurun. Dia mengatakan banyak perusahaan global logistik yang mengurangi volume ekspor dan impor untuk rute-rute tertentu.
"Kelangkaan kontainer itu bukan secara harfiah kontainernya tidak ada tapi lebih kepada supply shortage yang menyebabkan freight rate-nya naik gila gilaan, arahnya lebih kepada non-physical shortage," tambahnya.
Ibrahim mencontohkan seperti di Singapura yang menjadi hub pelayaran global mengalami penurunan volume kedatangan kapal yang cukup drastis. Sehingga freight rate naik berkali-kali lipat menjadi US$ 800 per teus di 2019 dan menjadi US$ 1.800 per teus.
Ditambah lagi dengan adanya lockdown di beberapa Pelabuhan dan badai typhoon yang terjadi pada pertengahan tahun membuat aktivitas pelayaran semakin lambat. Dari catatannya freight rate Indonesia naik di kuartal III dan IV tahun ini seperti ke India US$ 400 per teus menjadi US$ 1300 per teus, China US$ 60 per teus jadi US$ 400 per teus, Brasil US$ 700 per teu jadi US$ 1500 per teus, Eropa US$ 1500 per teus jadi US$ 2500 per teus.
"Ini mempengaruhi kelancaran distribusi barang, dan untuk Indonesia kebanyakan ekspor raw material yang nilai value added-nya rendah, sehingga biaya ekspor mahal akibat freight rate yang tinggi tidak mengkompensasi biaya distribusi. Ujungnya volume ekspornya juta turun," katanya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Eksportir Pusing, Tiba-Tiba Kontainer Langka