
2020 Bak Roller Coaster, CPO Habis Jeblok Balik Meroket 83%

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) bergerak ibarat roller coaster sepanjang tahun 2020 yang menyisakan satu pekan lagi.
Di awal tahun ini, CPO berada di level tertinggi dalam 2 tahun tetapi setelahnya ambrol hingga 38% ke 1.946 ringgit/ton pada 6 Mei lalu.
Pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang membuat perekonomian global masuk ke jurang resesi menjadi pemicu jebloknya harga minyak nabati ini. Guna meredam penyebaran Covid-19, membuat banyak negara menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown). China menjadi yang pertama melakukannya, kemudian tidak lama setelahnya India.
Dua negara tersebut merupakan konsumen CPO terbesar di dunia, saat lockdown diterapkan roda bisnis menjadi melambat, bahkan nyaris mati suri. Alhasil permintaan CPO merosot tajam, harganya pun jeblok.
Sejak 6 Mei tersebut, harga CPO perlahan terus menanjak hingga akhirnya meroket dan mencapai ke level tertinggi dalam 8,5 tahun terakhir di pekan ini.
Sepanjang pekan ini, harga CPO melesat 3,63% ke 3.569 ringgit/ton, yang merupakan level tertinggi sejak 13 April 2012. Sepanjang tahun ini, harga CPO membukukan penguatan 17%, sementara jika dilihat dari level 6 Mei, meroket lebih dari 83%.
Perekonomian global yang berangsur-angsur membaik membuat permintaan CPO perlahan mulai pulih. Selain itu, vaksinasi yang sudah mulai dilakukan di beberapa negara membuat optimisme hidup akan segera normal kembali.
Survei yang dilakukan oleh Intertek Testing Services menunjukkan bahwa ekspor minyak sawit Negeri Jiran pada periode 1-20 Desember naik 18,9% dibanding periode yang sama bulan lalu.
Pada periode tersebut ekspor minyak sawit dilaporkan mencapai 1,07 juta ton dari sebelumnya 898 ribu ton di bulan sebelumnya. Kenaikan pengiriman ke Uni Eropa (UE) dan India turut mendongkrak kinerja ekspor bulan Desember ini ketika permintaan impor China anjlok signifikan.
Di sisi lain, supply justru diperkirakan akan semakin menipis. Permintaan yang membaik dan supply yang menipis membuat harga CPO terus menanjak di penghujung 2020.
Musim penghujan di Malaysia dan Indonesia - dua negara produsen CPO terbesar dunia - akan mempengaruhi produksi, stok.
Malaysian Palm Oil Board (MPOB) melaporkan, produksi CPO Negeri Jiran pada November 2020 adalah 1,49 juta ton. Jauh di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters, apalagi dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara stok CPO Malaysia bulan lalu tercatat 1,56 juta ton. Turun dibandingkan Oktober 2020 yakni 1,57 juta ton.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Dalam Tempo 2 Pekan, CPO Ambrol Lebih dari 12%