Gegara Covid, Penjualan Listrik PLN di Jawa-Bali Turun 2%

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
23 December 2020 18:30
Dok: PLN
Foto: Dok: PLN

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) mencatatkan penurunan penjualan listrik sebesar 2% di kawasan Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) hingga November 2020.

Direktur Bisnis Regional PLN Jamali Haryanto W.S. mengatakan, penurunan penjualan listrik ini tak lain karena adanya pandemi Covid-19 yang memukul permintaan kelistrikan terutama di daerah pusat perekonomian Tanah Air ini.

Dia mengatakan, penurunan penjualan listrik paling tinggi terjadi pada April sampai November yakni di atas 5%. Namun, karena terkompensasi dengan pertumbuhan penjualan selama Januari sampai dengan Maret, maka secara kumulatif penjualan listrik dari Januari hingga November ini menurutnya hanya turun sekitar 2%.

"Sampai November kemarin saya sampaikan bahwa pertumbuhan kWh penjualan listrik PLN untuk Jamali masih minus sekitar 2%. Ini dampak dari penurunan kWh jual April lalu sampai November," ungkapnya dalam konferensi pers di Kantor P2B Gandul, Jalan JCC, Gandul, Cinere, Rabu (23/12/2020).

Lebih lanjut dia mengatakan, PLN akan terus berupaya meningkatkan keandalan, penjualan listrik, dan penyambungan pelanggan baru agar pertumbuhan penjualan listrik sampai akhir 2020 tidak negatif.

"Ini agar penurunan di 2020 tidak negatif, khususnya Jawa, Madura, Bali tidak negatif. Untuk nasional luar Jawa itu masih positif," ungkapnya.

Meski pertumbuhan penjualan listrik di luar Jawa masih positif, namun sayangnya hanya menyumbang porsi 30% dari total penjualan listrik nasional. Dengan demikian, pertumbuhan penjualan listrik di 30% wilayah lainnya itu hanya sedikit mengompensasi penurunan penjualan listrik di Jamali tersebut.

"Kami masih mencoba agar secara total nasional bisa tetap positif meskipun tidak tinggi," paparnya.

Dia berharap agar konsumsi di hari-hari ke depan akan naik, sehingga dampaknya tidak lebih besar. Menurutnya penjualan listrik di beberapa lokasi di Jawa, Madura, Bali pada November 2020 masih banyak yang negatif.

Sejumlah daerah yang masih minus tersebut antara lain Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan Bali dengan minus sekitar 20%-25%. Diharapkan, pariwisata ke depannya mulai menggeliat. Saat ini banyak wisatawan menuju Bali sehingga ada peningkatan beban sekitar 100 megawatt (MW) yang diyakini akan menambah penjualan listrik PLN.

"Beberapa lokasi di Jawa, Madura, Bali November sendiri masih banyak negatif. Banten, Jakarta, dan Bali 20%-25% negatif," ujarnya.

Sebelumnya, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (PLN Disjaya) Doddy B. Pangaribuan mengatakan penjualan listrik PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (PLN Disjaya) turun.

Sampai dengan November 2020, penurunannya mencapai 4,58%. Mulanya PLN Disjaya memproyeksikan pertumbuhan penjualan listrik pada tahun ini sekitar 4%.

"Jadi sampai akhir Desember, Disjaya (sebelumnya) menargetkan penjualan tumbuh 4%. Namun dengan adanya pandemi, realisasi jauh panggang dari api. Apa yang kita inginkan tumbuh 4%, malah sekarang turun pertumbuhannya, minus 4,58% ya," ungkapnya dalam diskusi dengan media tentang 'Tertib Listrik Untuk Keselamatan' secara virtual, Selasa (22/12/2020).

Doddy menyebut, penyebab dari anjloknya konsumsi listrik ini karena melemahnya kondisi perekonomian dan menurunnya aktivitas perekonomian warga DKI Jakarta dan sekitarnya.

Dia mengatakan, pada April di saat awal-awal pandemi melanda, pihaknya menyusun Business Continuity Plan (BCP) yang memproyeksikan tiga skenario.

"Skenario optimis minus 10%, skenario moderat (minus) 15%, skenario pesimis (minus) 18%. Alhamdulillah sampai November minus 4,58%, sehingga lebih baik dari skenario yang optimis," tegasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pandemi, Penjualan Listrik PLN Jakarta Raya Turun 4,6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular