Aduh! Utang BUMN Kian Menjulang ke Langit, Bahayakah?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
17 December 2020 09:40
Kementerian BUMN (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Kementerian BUMN (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Banyak BUMN yang terlilit utang. Beberapa BUMN strategis yang utangnya menggunung dan menjadi sorotan salah satunya adalah BUMN Karya yang menjadi salah satu alat pemacu pembangunan infrastruktur nasional. 

Beberapa BUMN bahkan hampir kolaps karena saking tingginya beban utang dan tak mampu membayar. Sebut saja emiten baja PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang harus restrukturisasi utang hingga lebih dari Rp 20 triliun.

Kemudian adalagi emiten penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang juga harus mendapat dana talangan dari pemerintah untuk membayar utang kepada investornya. 

Kondisi semakin diperburuk ketika banyak dari BUMN yang utangnya jatuh tempo di tahun ini. Saat defisit APBN bengkak sampai 6% dari PDB karena penerimaan pajak seret sementara biaya pemerintah meningkat, banyak BUMN yang harus menunggu dana talangan dari pemerintah untuk tetap hidup dan bertahan.

CNBC Indonesia mencatat, sampai periode November 2020, terdapat 14 surat utang dari 9 BUMN dengan nilai pokok obligasi yang jatuh tempo sebesar Rp 10,16 triliun.

Dari jumlah tersebut beberapa BUMN yang menerbitkan surat utang bervariasi, mulai dari BUMN yang bergerak di sektor properti, perbankan, infrastruktur hingga perusahaan di industri pertahanan.

Misalnya saja, PT PP Properti Tbk (PPRO), menerbitkan MTN IX dan X milik perseroan senilai Rp 213 miliar dan 200 miliar. MTN V Tahun 2017 PT Wika Realty juga jatuh tempo 8 November dengan nilai pokok Rp 250 miliar.

Tidak hanya itu, obligasi PT Pupuk Indonesia senilai Rp 2,60 triliun juga jatuh tempo 9 November. Dua obligasi yang diterbitkkan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) masing-masing Rp 654 miliar dan Rp 4,45 triliun jatuh tempo pada 10 November dan 15 November.

BUMN lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Tahun 2019 Seri A dengan nilai pokok Rp 737,85 miliar dan jatuh tempo 17 November.

Sementara itu, terdapat 3 obligasi milik PT Pindad (Persero) yang jatuh tempo dengan nilai pokok sebesar Rp 482 miliar.

(twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular