Sungai Ini Jadi Arena Baru Perang AS-China

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
14 December 2020 16:03
Sungai Mekong. (Foto: Mekong Kingdoms)
Foto: Sungai Mekong. (Foto: Mekong Kingdoms)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sungai Mekong dilaporkan telah menjadi arena konflik baru antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kedua negara saling tuding soal aktivitas masing-masing di sungai yang melewati China, Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, hingga Vietnam itu.

China menuding penelitian yang diprakarsai oleh AS di sungai terpanjang Asia Tenggara tersebut telah menahan arus yang menyebabkan masyarakat kekurangan air. Sementara AS menuding sebaliknya dan mengatakan China mengatur alur air yang mengalir ke beberapa negara di kawasan Indocina dengan bendungan yang dibuat.

Dilansir dari Reuters, Beijing telah menolak penelitian AS yang mengatakan bendungan China merugikan. Penelitian ini menyebut bendungan yang dibuat negeri Xi Jinping berdampak ke negara-negara hilir, di mana 60 juta orang bergantung pada sungai untuk memancing dan bertani.

"Amerika Serikat (AS) tidak dapat memberikan bukti yang baik secara keseluruhan," kata Institut Teknik Energi Terbarukan China yang disokong oleh Beijing dalam laporan 4 Desember, dikutip Senin (14/12/2020).

"Manfaat positif dari pembangkit listrik tenaga air sungai Lancang di hilir sungai Mekong jelas dan jelas," katanya, seraya menambahkan bahwa air yang disimpan di waduk selama musim hujan membantu mencegah banjir dan kekeringan di hilir.

Di lain hal, lembaga pemikir Stimson Center yang didanai Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa pengaturan air yang dilakukan oleh China dapat merusak pasokan air bersih ke beberapa negara di hilir sungai itu.

"Monitor kami memberikan bukti bahwa 11 bendungan utama China diatur dengan canggih dan dioperasikan sedemikian rupa untuk memaksimalkan produksi tenaga air untuk dijual ke provinsi timur China tanpa mempertimbangkan dampak hilir," terang lembaga kajian yang berbasis di Washington itu.

Sungai Mekong telah menjadi ladang baru dalam konflik Washington dan Beijing. Jalur perairan 4.350 km itu dianggap sebagai akses air yang vital bagi negara-negara Asia Tenggara yang dilewatinya, yang sebagian bermasalah dengan China di Laut China Selatan (LCS).

Bahkan China dan AS memiliki badan saingan yang bekerja dengan negara-negara Mekong untuk menyerang satu sama lain. China memiliki Kerjasama Lancang-Mekong yang berbasis di Beijing sementara AS membuat Kemitraan Mekong-AS.


(sef/sef) Next Article Ngeri! Amunisi Terakhir Trump 'Hajar' Investasi China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular