'Selingkuh' dengan Rusia, Turki Bakal Kena Sanksi AS

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
11 December 2020 12:42
FILE PHOTO: U.S. President Donald Trump and Turkish President Tayyip Erdogan gesture as they talk at the start of the NATO summit in Brussels, Belgium July 11, 2018.  REUTERS/Kevin Lamarque/File Photo
Foto: REUTERS/Kevin Lamarque

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan Turki kian memanas. AS siap menjatuhkan sanksi kepada Turki atas akuisisi sistem pertahanan udara S-400 Rusia tahun 2019 lalu. Hal ini dibeberkan lima sumber termasuk tiga pejabat AS pada Kamis (10/12/2020). Rusia mengirimkan S-400 darat-ke-udara tahun 2019 dan Turki baru mengujinya pada Oktober lalu.

Sumber tersebut mengatakan sanksi yang kemungkinan akan membuat marah Turki dan membebani hubungan negara ini dengan pemerintahan Presiden AS terpilih Joe Biden yang akan datang, diharapkan akan diumumkan paling cepat Jumat (11/12/2020) hari ini.

Sanksi itu akan menargetkan Kepresidenan Industri Pertahanan Turki dan kepalanya, Ismail Demir. Dua sumber yang mengetahui masalah ini, termasuk seorang pejabat AS yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan Presiden Donald Trump telah memberikan restu kepada para pembantunya untuk sanksi tersebut.

Seorang pejabat senior Turki mengatakan sanksi AS akan menjadi bumerang dan merusak hubungan antara kedua anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (The North Atlantic Treaty Organization/NATO).

"Sanksi tidak akan membuahkan hasil tetapi menjadi kontraproduktif. Mereka akan merusak hubungan. Turki mendukung penyelesaian masalah ini dengan diplomasi dan negosiasi. Kami tidak akan menerima pemaksaan sepihak," katanya, dikutip dari Reuters.

Lira Turki melemah sebanyak 1,4% menyusul berita tersebut. Sanksi AS dapat membahayakan ekonomi Turki yang sudah melemah akibat virus corona (Covid-19), inflasi dua digit, dan cadangan devisa yang sangat terkuras.

Keputusan tersebut juga akan berdampak jauh di luar Turki, karena akan mengirimkan pesan ke mitra AS di seluruh dunia yang mungkin mempertimbangkan untuk membeli peralatan militer Rusia.

Sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, berharap untuk membuktikan ancaman AS kosong, dengan bertaruh hubungan yang dia kembangkan dengan Trump akan melindungi Ankara dari tindakan menghukum AS.

Setelah menjalin hubungan kerja dengan Erdogan, Trump lama menentang sanksi AS terhadap Turki meskipun ada saran dari para penasihat.

Pejabat dalam pemerintahannya secara internal merekomendasikan sanksi terhadap Ankara pada Juli 2019, ketika pemerintah Turki mulai menerima pengiriman S-400. Tetapi sanksi tampaknya mungkin terjadi bahkan jika Trump tidak bertindak,

Versi terakhir dari undang-undang otorisasi pertahanan tahunan AS senilai US$ 740 miliar, yang diharapkan Senat akan memberikan suara pada awal minggu ini, akan memaksa Washington untuk menjatuhkan sanksi dalam waktu 30 hari.

Salah satu pejabat AS mengatakan salah satu alasan Trump akhirnya bersedia untuk melanjutkan sanksi Turki adalah untuk memisahkan masalah dari RUU NDAA, yang membawa ketentuan yang akan mengharuskannya untuk memberlakukan tindakan di Ankara.


(sef/sef) Next Article Ini Pemimpin Dunia yang Belum Ucapkan Selamat Kepada Biden

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular