Pipa Gas Cisem Mandek, Moeldoko Minta Proyek Ini Segera Jalan

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
09 December 2020 15:20
Kepala Staff Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko dalam acara malam puncak penghargaan BPH Migas 2020 & penyerahan sertifikat ISO 37001, Senin (8/12/2020). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Kepala Staff Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko dalam acara malam puncak penghargaan BPH Migas 2020 & penyerahan sertifikat ISO 37001, Senin (8/12/2020). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko turut angkat bicara mengenai proyek pembangunan pipa gas transmisi ruas Cirebon-Semarang (Cisem). Dia mengatakan, pipa Cisem ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan manufaktur yang ada di Pantai Utara (Pantura).

"Cisem itu suatu pipa yang sangat dibutuhkan bagi kelangsungan manufaktur yang akan tumbuh di Pantura," ungkapnya dalam acara 'Malam Puncak Penghargaan BPH Migas dan Penyerahan Sertifikat ISO 37001' di Jakarta, Selasa malam (08/12/2020).

Dia mengatakan, pemerintah saat ini tengah mendorong transformasi ekonomi di mana sebelumnya perekonomian bangsa lebih bertumpu pada sektor sumber daya alam, namun kini menuju daya saing manufaktur dan jasa yang semakin baik dan modern.

"Oleh karena itu, pemerintah sungguh sangat berharap kehadiran BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi) untuk bisa menjalankan tugas sebaik-baiknya," ungkapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini pemerintah sedang membuka koridor ekonomi di Batang, Brebes, Subang, dan Majalengka. Menurutnya, ini menjadi upaya pemerintah untuk menarik investasi yang berkualitas.

"Dan bisa dibayangkan kalau pertumbuhan terjadi, maka akan sebanyak mungkin menyerap tenaga kerja, luar biasa, di situ peran BPH Migas, reaksi cepat karena sektor migas jadi kebutuhan," tegasnya.

Seperti diketahui, pembangunan pipa gas transmisi ruas Cirebon-Semarang belum ada kemajuan. Meski sudah ground breaking pada 7 Februari 2020 lalu. PT Rekayasa Industri (Rekind) selaku pemenang lelang memutuskan mundur dari proyek tersebut.

Komite BPH Migas Jugi Prajogio mengatakan bahwa saat ini ada tiga opsi yang sedang dipertimbangkan pihaknya untuk kelanjutan pengerjaan proyek pipa gas ini. Dia menyebut, opsi pertama yaitu memberikan proyek ini kepada pemenang kedua saat lelang proyek pada 2006 lalu.

"Opsi pertama, berikan ke pemenang lelang ke-2 dengan parameter 2006," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (12/11/2020).

Kemudian, lanjutnya, opsi kedua adalah proyek akan dilelang kembali dengan melakukan desain ulang pipa.

"Opsi kedua yaitu lelang ulang dengan redesain pipa," ungkapnya.

Lalu opsi terakhir adalah penugasan langsung dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di mana dana yang digunakan adalah dari BUMN.

"Penugasan dari Menteri ke BUMN (dana dari BUMN). Banyak alternatifnya dan saat ini sedang didetailkan," tuturnya.

Kini dikabarkan pemenang lelang kedua dari proyek ini berminat untuk mengambil alih proyek pipa transmisi gas ini. Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Hari Pratoyo.

Seperti diketahui, pemenang kedua dari proses lelang proyek yang dilakukan pada 2006 lalu adalah PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).

"Sampai saat ini mengenai ruas Cirebon-Semarang, pemenang pertama lelang ruas tersebut mengundurkan diri. Dan pemenang kedua saat ini ada minat (ambil alih proyek)," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (01/12/2020).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Proyek Pipa Gas Cisem Rekind Mangkrak 14 Tahun, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular