Eks Bos KPK Beri Peringatan: Hati-hati dengan China!
Cantika Adinda Putri,
CNBC Indonesia
08 December 2020 14:59
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (periode 2015-2019), Laode M Syarif menyoroti adanya ketergantungan Indonesia dengan China. Padahal, pebisnis asal China terkenal memiliki 'trick' jahat dalam menjalankan bisnisnya.
Laode menjelaskan, berdasarkan US-foreign corrupt practices act, sejak 2011 hingga 2020, China merupakan negara yang licik, karena seringkali melakukan pendanaan tidak benar (improper payments).
"Improper pertama itu, adalah China. Disusul Brazil, India, Mexico, Rusia, dan Indonesia. Oleh karena itu, saya takut sekali, ketika China menjadi investor terbesar di Indonesia," jelas Laode dalam sebuah Webinar, Selasa (8/12/2020).
Adapun, realisasi investasi pada Kuartal III-2020, investasi sudah mencatat pertumbuhan positif. Total investasi yang masuk ke tanah air tercatat Rp 209 triliun. Naik 1,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Penanaman Modal Asing (PMA) pada periode Juli-September 2020 adalah Rp 106,1 triliun, tumbuh 1,1% YoY. Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah Rp 102,9 triliun, naik 2,1% YoY.
Pada kuartal III-2020, China pun masih menjadi negara kedua, setelah Singapura. China telah menanamkan investasi di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar US$ 1,1 miliar.
Berikut adalah 5 besar negara penyumbang investasi di Indonesia pada kuartal III-2020:
1. Singapura US$ 2,5 miliar
2. Tiongkok US$ 1,1 miliar
3. Jepang US$ 0,9 miliar
4. Hongkong US$ 0,7 miliar
5. Belanda US$ 0,5 miliar
Halaman Selanjutnya >> Tanggapan BKPM
Next Page
Tanggapan BKPM
Pages
Most Popular