
Eks Bos KPK Beri Peringatan: Hati-hati dengan China!

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menanggapi pernyataan Laode. Menurut Bahlil data terkait improper payments dengan China menempati urutan teratas, membuat dirinya sedikit cemas.
"Benar bahwa ada data ini China negara ngeri-ngeri sedap juga," ujar Bahlil.
Bahlil pun, telah menyiapkan strategi agar Indonesia tidak tertipu oleh investor asal Negara Tirai Bambu tersebut. Caranya, kata dia, Indonesia harus berkomitmen, untuk berlaku adil terhadap semua investor. Artinya, tidak ada investor dari negara manapun yang bisa mendominasi investasi di Indonesia.
Dalam hal urusan keberanian dalam berinvestasi, Bahlil mengakui investor asal China merupakan investor yang paling berani, dibandingkan Jepang.
Bahlil memberikan contoh, misalnya saja dalam investasi di pertambangan. China lebih banyak langsung mengambil aksi untuk berinvestasi, sementara Jepang memiliki beberapa riset yang panjang, sehingga seringkali investasinya tidak terealisasi.
"Contoh katakan nikel, hampir semua sekarang smelternya adalah China. Harus jujur aja kita akui, tapi disatu sisi mereka ini paling berani. Kalau jepang itu, banyak kali penelitiannya. Negara lain juga begitu, debatnya minta ampun." jelas Bahlil.
Investor China ini lah, menurut Bahlil yang paling disenangi, karena risetnya pendek, dan tidak ada perdebatan yang terjadi. Bahkan, China lebih cenderung untuk bekerja terlebih dahulu, dan baru mempertimbangkannya belakangan.
Bahlil bahkan mengkonfirmasi dari pernyataan Laode, bahwa investor asal China memang terkenal dengan investor yang curang atau dicap sebagai improper payments.
"Nah, China ini agak nekat, mereka itu kerja dulu baru mikir. Saya bilang, hebat juga kawan ini. Memang diakui, ini ada spekulasi, pasti abu nawasnya ada juga. Banyak yang gak dibayar, ngomongnya hari ini A, besok bikin lain," kata Bahlil melanjutkan.
[Gambas:Video CNBC]