
RI Ikut China, Malaysia Gaet AS! Berikut Vaksin di ASEAN

Pada akhir November lalu, Malaysia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mengumumkan kesepakatan dengan produsen obat Amerika Serikat, Pfizer. Pemerintah Negeri Jiran ini setuju untuk membeli 12,8 juta dosis vaksin Covid-19 milik Pfizer meski beberapa pihak sempat menyatakan keberatan atas perlunya lemari penyimpanan ultra-dingin.
Data uji coba terakhir menunjukkan bahwa vaksin Pfizer 95% efektif, banyak negara Asia sulit memiliki vaksin ini karena sebagian panas tropis, komunitas pulau terpencil, dan kurangnya freezer ultra-dingin.
Vaksin Pfizer, yang dikembangkan bersama dengan mitra Jerman BioNTech, harus disimpan dan diangkut pada suhu -70 derajat Celcius, meskipun dapat disimpan di lemari es hingga lima hari, atau hingga 15 hari dalam kotak pengiriman termal.
Karena keadaan darurat, mereka mengizinkan penggunaan vaksin. "Malaysia tidak mengesampingkan pendaftaran vaksin selama keadaan darurat dan setiap vaksin harus melalui berbagai proses sebagaimana ditentukan dalam undang-undang yang mengaturnya," ujar Noor Hisham pada Rabu (2/12/2020), dikutip dari The Straits Times.
Tan Sri Noor Hisham mengatakan, Malaysia akan dapat mengamati kemanjuran dan efek samping vaksin di negara lain sembari melanjutkan proses pendaftarannya.
"Perusahaan akan mengirimkan berkas vaksin ke Kementerian Kesehatan dan lamanya waktu yang kami ambil untuk melihat keamanan, kemanjuran, dan mutunya. Pendaftaran dilakukan melalui Badan Pengatur Kefarmasian Nasional (NPRA)," ujarnya.
Noor Hisham menambahkan bahwa jika penggunaan vaksin di Inggris dalam tiga bulan pertama menggembirakan dan tidak banyak laporan tentang efek samping, hal itu akan membuat Malaysia lebih percaya diri untuk menggunakan vaksin tersebut. Dia mengatakan, bagaimanapun, bahwa Malaysia harus menunggu hasil uji klinis tahap ketiga sebelum membuat keputusan apa pun.
(dru)