
Blak-blakan Ganjar Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Jateng

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo buka suara terkait lonjakan kasus virus corona (Covid-19) di Jawa Tengah.
Menurutnya, hal tersebut adalah dinamika yang belum selesai, sebab jika semua memasukkan datanya dengan akurat dan benar, akan terlihat hasil yang sesungguhnya.
"Saya hanya minta teman-teman di Jateng nggak usah takut. Karena tindakannya sudah benar. Maka kalau hasilnya bagus ya alhamdulillah, cuman kalau datanya beda dan njeglek seperti itu, ya ini akan berpengaruh," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (1/12/2020).
Menurut Ganjar, perbaikan data sangat penting dalam penilaian masyarakat sekaligus dalam pengambilan kebijakan. Kalau memang jelek, maka harus ada upaya memperbaiki.
"Tapi kan kita nggak enak, kita sudah kerja keras, kepolisian sudah turun masa terus jelek ada apa. Berarti ada yang keliru. Maka, kita sedang terus mengkonsolidasikan ini," jelasnya.
Ganjar juga tak menampik, bahwa tingginya angka kesembuhan itu berkorelasi dengan tingginya tes PCR di Jateng. Semakin tinggi pengetesan, maka semakin cepat terdeteksi.
"Dengan begitu, maka bisa segera ditangani dan kemudian sembuh. Performance nya pasti akan bagus, kecuali kita nggak mau ngetes, maka performance nya terlihat bagus tapi bahaya," ucapnya.
Maka Ganjar menyampaikan pada seluruh jajarannya agar tidak terpengaruh dengan bullying, cacian dan lainnya. Tetap dites terus-terusan dan tidak boleh berhenti.
"Jangan berhenti, terus di tes. Yakinlah bahwa keselamatan itu penting. Soal kita dimarahi orang, itu biasa. Tapi, kita tetep nge tes dan tes kita sudah tertinggi kedua se Indonesia serta dibanding daerah lain yang penduduknya besar, kita tertinggi," pungkasnya.
Selanjutnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan dalam sepekan Jateng mencatat kenaikan kasus sebanyak 3.680 kasus Covid-19, dari awalnya 3.937 kasus menjadi 7.617 kasus.
"Minggu ini Provinsi Jateng masuk ke provinsi ke jajaran kasus tertinggi setelah sempat keluar dari ranking 5 tertinggi," ujar Wiku.
Selain itu, Jateng juga tercatat dengan provinsi dengan kenaikan kasus kematian tertinggi. Provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Ganjar Pranowo ini tercatat mengalami 196 kasus kematian, meningkat 114 kasus kematian dari pekan sebelumnya. Hal ini sekaligus membuat Jateng dua kali berturut-turut memimpin pertambahan kasus kematian di Indonesia.
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan mengungkapkan angka terkonfirmasi positif Covid-19 di Lima kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah dua minggu pasca liburan panjang pada 28 Oktober-4 November 2020 juga meningkat.
"Angka positif di Semarang, Kudus, Surakarta, Pati, dan Kudus agak naik dalam tujuh hari belakangan," beber Menko Luhut.
Dia menyebutkan bahwa, kini Kota Semarang memiliki kasus tertinggi di Jawa Tengah sebanyak 12.019 kasus dengan tingkat kematian tertinggi hingga 751 orang.
Melihat kecenderungan tersebut, Menko Luhut minta agar Pemprov Jateng meningkatkan pemanfaatan fasilitas isolasi terpusat untuk pasien tanpa gejala dan bergejala ringan sehingga pasien dapat dipantau secara optimal.
"Seperti di wisma atlet, pasien bergejala awal dan ringan cepat ditangani dan diisolasi sehingga mencegah kondisi gawat yang menyebabkan kematian," ujarnya mencontohkan.
Dia khawatir, bila pasien yang sudah terkonfirmasi positif tidak segera diisolasi justru akan menularkan kepada keluarga terdekat sehingga menjadi klaster keluarga.
"Tolong Pak Ganjar (Gubernur Jateng) dan walikota yang kasusnya tinggi segera perbanyak fasilitas isolasi mandiri terpusat berkoordinasi dengan BNPB, nanti dananya dibantu mereka," pintanya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Update! Kematian Akibat Covid-19 RI Capai 7.261 Orang
