
Wisata 2020 Hancur Lebur: Turis Ambles, Hotel Berdarah-Darah

Bisnis perhotelan juga menderita kerugian yang sangat besar. Untuk tetap bertahan strategi pemangkasan karyawan dan biaya di sana-sini terus dilakukan. Tak sedikit juga yang gulung tikar secara permanen.
Sepanjang wabah Covid-19 merebak di Tanah Air, banyak hotel yang sepi dan memilih untuk tutup dan tidak beroperasi. Menurut Asosiasi Hotel dan Restoran Indonesia, sudah ada 1.226 hotel yang ditutup.
Hotel di DKI Jakarta dan Bali jelas sangat terdampak. Sebagai pusat perekonomian nasional sekaligus sebagai episentrum penyebaran Covid-19 di Tanah Air hotel-hotel tingkat penghunian hotel-hotel di Jakarta drop signifikan.
Sejak kasus infeksi Covid-19 dilaporkan pertama kali di RI pada awal Maret lalu tingkat penghunian kamar (TPK) hotel drop signifikan. TPK semakin anjlok di bulan April ketika PSBB di berbagai provinsi diterapkan.
Namun seiring dengan pelonggaran PSBB di DKI Jakarta dan banyak wilayah lain dierapkan pada bulan Juni, tingkat penghunian hotel mulai merangkak naik. Baru turun bulan September lalu saat jumlah kunjungan wisman juga menurun.
TPK hotel sepanjang tahun ini masih jauh di bawah tahun 2018 dan tahun 2019. Sejak Januari-September 2020, TPK hotel di Indonesia tidak pernah tembus angka 50% yang berarti lebih dari setengah dari kamar hotel yang tersedia kosong.
Pada bulan Oktober lalu TPK perhotelan naik dari 32,12% menjadi 37,48%. Meskipun mengalami kenaikan tetap saja occupancy rate-nya masih berada di bawah 40%.
(twg/twg)