
Israel Minta Dunia Terima Kasih Bunuh Ilmuwan Nuklir Iran

Jakarta, CNBC Indonesia - Pejabat senior Israel mengatakan dunia harus berterima kasih kepada negeri itu. Pasalnya IsraelĀ telah membunuh ilmuwan program senjata nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh.
Berbicara tanpa menyebut nama, pejabat Israel tersebut dilaporkan terlibat dalam program untuk melacak Fakhrizadeh selama bertahun-tahun. Ia mengatakan kepada New York Times (NYT) bahwa Israel akan terus bertindak untuk membatasi ambisi nuklir Iran.
Pejabat itu mengatakan bahwa keinginan Iran untuk mendapatkan senjata nuklir, yang dibentuk oleh Fakhrizadeh, menimbulkan ancaman. "Dunia harus berterima kasih kepada Israel atas pembunuhan tersebut," tulis media tersebut mengutipnya, dilansir Rabu (2/12/2020).
Ini merupakan pengakuan secara implisit pertama yang dilakukan negeri itu. Israel memang tidak secara resmi mengkonfirmasi keterlibatannya dalam pemboman dan baku tembak di kota Absard di Iran, dekat Teheran, di mana Fakhrizadeh tewas.
Namun pejabat senior Iran, termasuk Menteri Luar Negeri Javad Zarif, mengatakan bahwa Israel kemungkinan berada di balik serangan itu.
"Teroris membunuh seorang ilmuwan Iran terkemuka hari ini. Kepengecutan ini, dengan indikasi serius peran Israel, menunjukkan penghasutan yang putus asa dari para pelaku," tulis Zarif di Twitter akhir pekan lalu.
Sementara itu, Bruce Riedel, mantan pejabat CIA yang juga berbicara kepada NYT, menyebut dugaan operasi Israel belum pernah terjadi sebelumnya, dan menunjukkan jika Iran tidak akan membalas perbuatan Israel secara efektif ke depannya.
Riedel, yang juga bekerja sebagai rekan senior di Saban Center for Middle-East Policy di Brookings Institution, mengatakan Israel telah menginvestasikan sumber daya yang cukup besar dari agen mata-matanya sebagian besar di Iran, dan ini menjadi alasan keberhasilannya.
Menurut Riedel, Israel memanfaatkan secara efektif penutur asli Farsi di populasinya dan membangun jaringan aset manusia di Iran dan basis operasi di negara tetangga, seperti Azerbaijan.
"Fakta bahwa Fakhrizadeh dibunuh delapan tahun setelah pembunuhan terakhir yang dituduhkan kepada Israel menunjukkan bahwa permainan sedang berlangsung, atau akan datang," kata Riedel, memperingatkan tindakan lain mungkin sedang dikerjakan.
Sebelumnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menyebarkan desas-desus, memosting video di akun media sosialnya untuk menyindir dan membicarakan tentang tindakannya atas nama Israel selama seminggu terakhir.
Fakhrizadeh telah incaran Israel selama bertahun-tahun. Netanyahu secara terbuka menamainya pada tahun 2018, ketika dia menunjukkan kepada dunia arsip nuklir Iran yang berhasil dicuri Mossad. Badan intelijen Israel dan Barat menggambarkannya sebagai seseorang dengan pengetahuan luas tentang program nuklir Iran.
Israel juga sudah lama dicurigai melakukan beberapa pembunuhan terarah terhadap ilmuwan nuklir Iran, baik di Iran maupun Suriah. Beberapa serangan terhadap infrastruktur yang terkait dengan program senjata Iran juga dikaitkan dengan Israel.
Waktu pembunuhan juga dianggap signifikan, sebelum presiden terpilih Joe Biden, yang mengalahkan Donald Trump dalam pemilu 3 November lalu, memasuki Gedung Putih. Biden diperkirakan akan menjauh dari kebijakan sanksi keras Trump terhadap Iran dan telah menyatakan lebih banyak kesediaan untuk bernegosiasi dengan Teheran.
(sef/sef) Next Article Alert! Fasilitas Nuklir Iran Meledak, Disebut Diserang Israel