Internasional

Misteri Pembunuh Ahli Nuklir Iran, Israel Pakai Robot AI

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
23 September 2021 11:25
Mohsen Fakhrizadeh Mahabadi. Ist
Foto: Mohsen Fakhrizadeh Mahabadi. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyelidikan mengenai pembunuhan ahli nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, kembali bergulir. Dalam sebuah laporan terbaru, ahli nuklir yang tewas akhir 2020 itu, dihabisi dengan menggunakan robot Artificial Intelligence (AI).

New York Times (NYT) menyebut robot yang dikendalikan agen intelijen Israel, Mossad, itu diletakan di atas bak mobil Nissan Zamyad saat peristiwa terjadi. Mobil itu kemudian mengikuti Fakhrizadeh dan istrinya yang sedang dalam perjalanan ke villanya di dekat Tehran.

"Di bawah satu menit, senjata FN MAG kaliber 7,62 mm buatan Belgia yang diletakan di dalam robot menembakkan 15 peluru ke arah mobil Fakhrizadeh," tulis laporan itu dikutip Kamis (23/9/2021).

Senjata itu sendiri dilaporkan sudah mengetahui muka dari ahli nuklir Tehran itu. Hal ini membuatnya terus mengarah ke Fakhrizadeh dan dan tidak mengenai istrinya.

Iran sendiri menuduh Israel sebagai dalang dari pembunuhan ilmuwan kebanggaan negeri seribu Mullah itu. Pernyataan itu disampaikan dalam siaran TV oleh Presiden Iran kala itu, Hassan Rouhani.

"Sekali lagi, tangan jahat arogansi global ternoda dengan darah rezim Zionis perampas tentara bayaran," sebutnya.

Fakhrizadeh telah incaran Israel selama bertahun-tahun. Saat Benjamin Netanyahu masih menjabat sebagai Perdana Menteri Israel, ia secara terbuka menandainya pada tahun 2018, ketika menunjukkan kepada dunia arsip nuklir Iran yang berhasil dicuri intelijennya.

Badan intelijen Israel dan Barat menggambarkannya sebagai seseorang dengan pengetahuan luas tentang program nuklir Iran. Ia dihabisi persis saat Presiden AS Donald Trump berada di masa transisi pemerintahan dengan Presiden Joe Biden.

Dalam sejarahnya, antara 2010 dan 2012, empat ilmuwan nuklir Iran dibunuh. Iran menuduh Israel terlibat dalam pembunuhan itu.

Iran sendiri kerap disorot dunia karena program nuklir. Barat menuding program tersebut ditujukan untuk membuat senjata namun Iran membantahnya.

Pembahasan nuklir Iran dengan Barat pun akan digelar kembali dalam waktu dekat. Ini dilakukan untuk kembali membawa Iran ke perjanjian pembatasan pengembangan nuklir JPOAC, yang sebelumnya disetujui di 2015 namun dimentahkan Trump saat berkuasa.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Telepon-teleponan, Diam-Diam Xi Jinping Beking Iran Soal Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular