
Jreng! PM Australia Tiba-tiba Telpon Jokowi, Bahas Nuklir?

Jakarta, CNBC Indonesia - Aliansi pertahanan antara Amerika Serikat (AS), Inggris dan Australia membuat situasi tegang di kawasan ASEAN. Pasalnya, tetangga dekat RI itu, akan membuat kapal selam nuklir, bekerja sama dengan AS.
Ini dikhawatirkan memicu perlombaan senjata antara negara-negara yang memiliki senjata nuklir di kawasan, seperti China. Ini juga dikhawatirkan menimbulkan eskalasi baru di hotspot ketegangan wilayah itu saat ini, Laut China Selatan (LCS).
Indonesia pun tegas menyatakan prihatin akan hal ini. Dalam update terbaru, terungkap bahwa kekhawatiran RI ini disambut dengan komunikasi baru Perdana Menteri Australia, Scott Morisson.
Dalam laporannya, dikutip Kamis (23/9/2021), ABC menyebut Morrison melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Australia tetap akan mempertahankan kewajibannya berdasarkan perjanjian non-proliferasi nuklir (NPT)," ujar media itu melaporkan.
Ia juga menjelaskan bahwa kemitraan AUKUS akan berkontribusi pada stabilitas dan keseimbangan strategis di wilayah. Tim Morisson juga disebut akan ke Jakarta untuk memberikan penjelasan lebih lanjut.
Sebenarnya, Indonesia bukan satu-satunya negeri yang khawatir. Malaysia juga demikian.
"Proyek itu dapat "memprovokasi kekuatan lain untuk mengambil tindakan lebih agresif di kawasan ini, terutama di LCS," kata Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri.
Sementara itu, Duta Besar Australia untuk ASEAN Will Nankervis mengatakan AUKUS bukan fakta pertahanan. Ia berjanji AUKUS tak akan mengubah komitmen kepada ASEAN.
Australia tidak memiliki keinginan untuk memperoleh senjata nuklir. Ia menekankan bahwa kapal selam baru yang diusulkan tidak akan membawa hulu ledak nuklir.
"Australia tetap teguh dalam dukungan kami untuk Perjanjian NPT. Australia akan bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional untuk memastikan kepatuhan penuh dengan kewajiban NPT kami sebagai negara senjata non nuklir," tegasnya lagi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI 'Dikepung' Senjata Nuklir, Ini Kata Pemerintah Jokowi