
Energi Terbarukan Bakal Bunuh Energi Fosil? Maaf, Cuma Ilusi

Adakah negara yang memiliki baterai raksasa untuk menjaga pasokan listrik nasonal ketika terjadi kendala intermitensi itu terjadi? Menurut catatan Tim Riset CNBC Indonesia, tidak ada. Sejauh ini, hanya Jerman yang menjadi negara dengan persentase penggunaan listrik surya dan bayu terbesar, yakni sebesar 42%.
![]() |
Namun menurut World Energy Council (2018), Jerman menjadi negara dengan tarif listrik termahal dunia, yakni sebesar US$0,33 per kwh, atau empat kali lebih mahal dari tarif listrik di China yang pada periode sama mendapatkan 70,4% pasokan listriknya dari energi fosil.
Mengapa demikian? Jawabannya kembali pada biaya baterai. Saat ini, penghitungan ongkos pembangkitan listrik tersetarakan (levelized cost of energy/lcoe) energi terbarukan belum memasukkan biaya baterai.
Jika ingin energi terbarukan menggantikan energi fosil saat ini juga, maka diperlukan produksi baterai raksasa dalam skala besar, yang pada akhirnya berujung pada eksploitasi dan jejak karbon dalam skala yang sama besarnya dengan eksploitasi energi fosil.
Menurut HMS Bergbau AB, untuk memproduksi 50-100 kilogram (kg) bahan baku baterai (yakni lithium, tembaga, nikel kobalt, mineral tanah jarang, aluminium dan baja) perlu penambangan, pengangkutan, dan pemrosesan panjang. Tiap 1 kilogram baterai Tesla membutuhkan ketersediaan material tersebut hingga 25-50 ton.
"Setiap 540 kg baterai Tesla menyimpan listrik yang disimpan setiap 30 kg batu bara untuk pembakaran di pembangkt listrik. Tiap 30 kg batu bara yang ditambang sebanding dengan 25-50 ton bahan mentah yang diperlukan (untuk baterai)," tutur Lars Schernikau, Direktur Utama HMS Bergbau AB, emiten batu bara asal Jerman, kepada CNBC Indonesia.
Oleh karena itu, menurut Lars, ada dampak lingkungan yang besar ketika memproduksi baterai dalam skala masif untuk menggantikan seluruh mobil atau pembangkit listrik fosil. Dia juga mengingatkan dampak lingkungan daur ulang baterai yang juga harus diperhitungkan.
Singkat kata, membangun pembangkit listrik tenaga surya atau tenaga bayu secara mandiri menggantikan energi fosil adalah utopia, terutama untuk negara sebesar Indonesia. Kendala intermitensi pembangkit listrik dari energi terbarukan bisa teratasi oleh pembangkit listrik berbasis fosil.
Jadi mohon maaf, selama baterai masih menjadi kendala, energi terbarukan takkan bisa menggusur peran energi fosil secara total. Solusinya, kolaborasi antara fosil dan non-fosil.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)[Gambas:Video CNBC]