Demi Energi Terbarukan Pertamina Rogoh US$ 17,6 M Hingga 2026

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
10 August 2020 20:13
Ini Strategi Pertamina Amankan BBM Saat Libur Natal-Tahun Baru
Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) mengalokasikan belanja modal setidaknya mencapai US$ 17,6 miliar hingga 2026 untuk pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan hal ini sebagai salah satu bentuk kontribusi perseroan dalam membantu pemerintah mengejar target bauran energi baru terbarukan nasional sebesar 23% pada 2025.

Hingga 2019, bauran energi baru terbarukan nasional baru mencapai 9,15%.

"Potensi EBT kita luar biasa, makanya untuk jangka panjang Pertamina mengupayakan bagaimana caranya optimalkan penggunaan sumber energi domestik untuk kemandirian dan kedaulatan energi," ujar Nicke pada diskusi virtual, Senin (10/08/2020).

Menurutnya, hal ini juga sejalan dengan tren dari permintaan energi global di mana puncak konsumsi energi fosil terjadi pada 2030, lalu setelahnya kontribusi sektor EBT akan meningkat pesat. Ditambah dengan adanya pandemi Covid-19, menurutnya ada tren percepatan transisi ke sektor EBT menjadi 2030 dari estimasi sebelumnya pada 2033.

"Dengan terjadinya Pandemi Covid-19 ini pergeseran energi fosil ke EBT menjadi lebih cepat menjadi 2030 dari perkiraan sebelumnya di 2033, sehingga kita harus bergegas masuk ke EBT," ungkapnya.

Adapun alokasi belanja modal hingga US$ 17,6 miliar tersebut akan digunakan untuk mengembangkan proyek energi baru terbarukan dengan total kapasitas setara 15,5 giga watt (GW).

Secara rinci, investasi tersebut akan dialokasikan pada proyek gas untuk pembangkit listrik dengan penambahan kapasitas sekitar 9,8 GW dengan nilai belanja modal sekitar US$ 9,3 miliar dan pendapatan sekitar US$ 7,1 miliar.

Lalu, panas bumi dengan target pengembangan 1,4 GW, dengan nilai investasi sekitar US$ 2,3 miliar dan pendapatan sekitar US$ 5,8 miliar. Selain itu ada juga pengembangan EBT lainnya seperti energi surya, bioenergi, air, angin dengan target penambahan kapasitas sekitar 3,6 GW dengan alokasi investasi sekitar US$ 5,5 miliar dan pendapatan US$ 1,5 miliar.

Dan tak ketinggalan investasi untuk pengembangan baterai kendaraan listrik yang ditargetkan setara dengan kapasitas 5,1 GW dengan alokasi dana sekitar US$ 0,5 miliar dan pendapatan sekitar US$ 2,7 miliar.

Sejalan dengan pengembangan EBT, Nicke menyebutkan perseroan terus berupaya mengembangkan riset dan meningkatkan penggunaan teknologi. Sejumlah produk berbasis EBT yang tengah diinisiasi Pertamina antara lain biodiesel, bio gasoline, bio avtur, baterai kendaraan listrik, gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME), maupun katalis.

Upaya pengembangan proyek EBT di perseroan menurutnya juga sejalan dengan bisnis sejumlah perusahaan minyak dan gas global yang mulai turut mengembangkan proyek-proyek EBT, seperti Shell, BP dan Total yang fokus mengembangkan gas alam cair (LNG), lalu ada juga ENI yang juga meningkatkan investasi di sektor energi baru terbarukan.

"Ke depan, bisnis Pertamina juga akan bergeser ke green energi," tuturnya.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sederet Jurus Pertamina Garap Potensi 'Raksasa' EBT RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular