Tingkatkan Kompetensi, Vokasi Andalan India Sampai Filipina

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
30 November 2020 17:39
INFOGRAFIS Iklan (Kemendikbud), Lawan Pengangguran, Vokasi Gerakkan UMKM
Foto: Infografis/Lawan Pengangguran, Vokasi Gerakkan UMKM/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia- Pendidikan vokasi memegang peran penting pada peningkatan mutu sumber daya manusia di berbagai negara, mulai dari Eropa hingga Asia. Bukan hanya itu, sertifikasi kompetensi pada tenaga kerja yang sesuai kebutuhan industri pun memegang peran penting dalam vokasi.

Atase Dikbud KBRI di Singapura Enda Wulandari mengatakan vokasi juga memiliki peran penting dalam peningkatan SDM di negara tersebut, meski semula hanya dipandang sebelah mata. Apa yang dipelajari pada pendidika vokasi yakni dengan melihat ke arah ekonomi berkembang.

"Jadi perencanaan dilakukan melihat ke depan berdasarkan diskusi dengan dunia industri, sehingga mereka tahu pelatihan apa yang dibutuhkan untuk lulusannya masuk dan mempertahankan kinerjanya. Jangan heran kalau ada jurusan di Singapura, tahun ini ada bisa jadi tiga tahun lagi sudah tidak ada," kata Enda dalam webinar bersama CNBC Indonesia Webinar bertajuk "Vokasi Berbesan Dengan ASEAN", Senin (30/11/2020).

Enda mengatakan meski saat ini persaingannya sangat ketat, sudah ada dosen dan guru SMK yang menempuh pendidikan di Singapura untuk meningkatkan kompetensinya. Lulusan vokasi Indonesia pun menurutnya memiliki kesempatan mengisi posisi yang kemampuannya tidak dimiliki oleh SDM Singapura.

Selain itu, ekonomi digital juga menjadi sektor yang dapat disasar karena Singapura tengah gencar mengembangkannya. Sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian di bidang IT.

"Perlu diperkuat bidang IT, dan pendidikan vokasinya itu setara dengan apa yang ada di industri ketika mereka belajar tidak ada gap yang di sekolah dan dunia kerja," katanya.

Bukan hanya Singapura, vokasi juga memiliki peran penting di India dan Filipina. Atase Dikbud KBRI di India Lestyani Yuniarsih mengatakan, serupa dengan Singapura, vokasi di India juga mulanya dipandang sebelah mata. Namun, di India vokasi telah dikembangkan sejak 1956 yang difokuskan pada berbagai bidang yang menggandeng industri dengan dunia pendidikan.

"Vokasi membuat semacam model yang fleksibel dengan yang dibutuhkan sektor tertentu dan daerah tertentu agar sesuai dengan kebutuhan domestik dan global. India tidak hanya mengemas pendidikan vokasi dan menjalankan bisnis as usual, tetapi juga kursus Internet Of Things, dan juga ada drone teknologi, pemerintah memperhatikan vokasi untuk ke depannya," katanya.

Pengamat Pendidikan Lili Nurlaili mengatakan yang terpenting dalam meningkatkan kualitas SDM bukan hanya menikahkan dan saling komitmen antara industri dan dunia pendidikan, melainkan juga sertifikasi. Lili yang pernah bertugas sebagai Atase Dikbud di Filipina mengatakan vokasi di negara tersebut tidak berdiri sendiri melainkan menyatu dengan SMA.

Pengamat Pendidikan, Dr. Lili Nurlaili dalam acara seminar online Foto: Pengamat Pendidikan, Dr. Lili Nurlaili dalam acara seminar online "Vokasi Berbesan Dengan ASEAN" (Tangkapan layar)
Pengamat Pendidikan, Dr. Lili Nurlaili dalam acara seminar online "Vokasi Berbesan Dengan ASEAN" (Tangkapan layar)

Sekolah-sekolah tersebut biasanya melakukan kegiatan training 1-2 tahun, yang kemudian semakin diasah dengan adanya 283 jurusan yang lebih spesifik. Filipina juga melakukan sertifikasi nasional melalui Technical Education and Skills Development Authority yang diakui di 80 negara.

"Ketika kelas 10 dan 11 mereka tidak belajar pelajaran umum, tetapi mereka di SMA nya sudah menyatu dengan vokasi, dengan keterampilan dan TESDA siswa akan khusus mengambil jurusan itu. Di Filipina banyak yang mau bekerja di luar negeri, makanya TESDA sangat menarik buat mereka," kata Lili.

Dengan keterampilan yang dimiliki sekolah memfasilitasi sertifikasi tersebut sehingga para siswa bisa bekerja di negara lain, dan akan kembali dua tahun kemudian. Setelah itu, mereka akan melakukan sertifikasi tingkat selanjutnya hingga tahap ke empat.

Meningkatkan kompetensi yang dikukuhkan melalui sertifikasi memberikan jaminan kualitas tenaga kerja, dan SDM mendapatkan gaji yang semakin besar. Dari 283 jurusan yang ada pun menurut Lili selalu dinamis sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga lulusan vokasi memiliki kompetensi yang dibutuhkan.

"Kalau sudah sertifikasi keempat gaji mereka bisa lebih dari Rp 70 juta, TESDA ini menangani vokasi khusus memang yang ingin bekerja setelah SMA," katanya.

Sertifikasi kompetensi juga dilakukan di Singapura, dengan mindset transformasi pendidikan vokasinya menjadi kelas dunia. Sehingga setiap pekerjaan yang ada di negara tersebut harus memiliki sertifikat dan ada pelatihannya. Enda mencontohkan, seseorang tidak dapat membuka salon di Singapura jika tidak memiliki sertifikasi di bidang kecantikan yang sesuai aturan untuk membuka usaha tersebut.

"Sertifikasi itu ada masa berlakunya, dan mereka harus memperbarui. Jadi mereka harus terus meningkatkan keterampilan sesuai bidangnya," kata Enda.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Kelas Offline, Ajang Lulusan Vokasi Menambang Ilmu Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular