Terungkap! Ini Strategi Agar Lulusan Vokasi RI Terserap ASEAN

Yuni Astutik & Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
30 November 2020 14:51
Direktur Mitras Dudi Kemendikbud RI, Ahmad Saufi dalam acara seminar online
Foto: Direktur Mitras Dudi Kemendikbud RI, Ahmad Saufi dalam acara seminar online "Vokasi Berbesan Dengan ASEAN" (Tangkapan layar)

Jakarta, CNBC Indonesia- Ditjen Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan sejumlah strategi agar lulusan sekolah kejuruan atau vokasi di Indonesia dapat terserap secara optimal oleh dunia usaha di ASEAN.

Direktur Mitras Dudi Kemendikbud RI, Ahmad Saufi mengatakan pada dasarnya permasalahan pada pendidikan vokasi saat ini adalah belum adanya keselarasan atau link and match.

"Kita tak perlu berkutat terlalu lama dengan itu, yang penting tau ada permasalahan, sehingga satu per satu bisa dilaksanakana. Kalau kurikulum sesuai yang dibutuhkan oleh dunia industri dan dunia usaha, tentunya peluang anak-anak menguasai bidang diinginkan akan semakin besar," ujar Ahmad Saufi dalam Webinar bertajuk "Vokasi Berbesan Dengan ASEAN", Senin (30/11/2020).

Berikutnya, tutur dia, praktik kerja atau magang akan diperpanjang menjadi minimal 6 bulan dari sebelumnya 3 bulan. Hal ini akan memberikan kesempatan kepada siswa dan mahasiswa untuk mengetahu dunia kerja lebih dini.

"Apa yang diajarkan adalah sudah menjadi keharusan agar mengikuti tantangan yang diberikan dunia usaha dan dunia industri. Otomatis muaranya adalah peningkatan penyerapan lulusan vokasi," ujarnya.

Selain itu, dia menjabarkan ada sejumlah hal yang harus diperbaiki oleh pendidikan vokasi. Pertama adalah kemampuan komunikasi lulusan vokasi, Kedua bagaimana lulusan vokasi harus tahan banting terhadap tantangan dunia kerja.

Berikutnya adalah kemampuan kolaborasi lulusan vokasi terhadap sejumlah peluang yang. "Terakhir adalah penguasaan bahasa asing apabila ingin anak-anak vokasi bersaing di kancah internasional," ujarnya.

"Ini merupakan bagian soft skill agar anak-anak kuat soft skill maka gurunya dan kepala sekolah diberi bekal. Untuk itu pada tahun 2020, kita sudah poles guru-guru melalui upskilling, sehingga anak-anak yang akan diajar menjadi percaya diri diajar oleh guru kompeten," ujarnya.

"Kita juga asah manajerial, melalui program pelatihan Chief Executive Officer, dengan harapan kepala SMK tak hanya jadi pimpinan sekolah tapi juga bisa bagaimana mengelola perusahaan. Dengan cara ini anak-anak lulusan kita akan diasah oleh guru-guru dan kepsek yang baik," ujarnya.

Sebagai informasi Webinar ini merupakan kerja sama antara CNBC Indonesia bersama dengan Kemendikbud. Acara ini juga menghadirkan sejumlah pembicara, yakni Pengamat Pendidikan, Dr. Lili Nurlaili; Atase Dikbud KBRI di Singapura, Dr. Enda Wulandari; dan Atase Dikbud KBRI di India Lestyani Yuniarsih.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Kelas Offline, Ajang Lulusan Vokasi Menambang Ilmu Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular