World Bank: Ekonomi Wilayah RCEP Bakal Pulih Lebih Cepat

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
30 November 2020 11:26
Managing Director World Bank, Mari Elka Pangestu dalam acara webinar
Foto: Managing Director World Bank, Mari Elka Pangestu dalam acara webinar "Pemanfaatan Kerja sama Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang Berkualitas". (Tangkapan Layar)

Jakarta, CNBC Indonesia- Managing Director World Bank Mari Elka Pangestu menegaskan dengan Perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) maka kawasan ini dipercaya akan mengalami pemulihan ekonomi lebih cepat dibandingkan dengan wilayah lain.

"Mengapa RCEP jadi potensi yang baik karena angka-angka pemulihan perdagangan terjadi di Asia Timur. Apa yang terjadi setelah pandemi ini dihubungkan dengan kesehatan, kelihatannya kawasan kita inilah yang akan pulih lebih cepat daripada negara lain," ujar Mari Elka dalam Webinar "Pemanfaatan Kerja sama Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang Berkualitas", Senin (30/11/2020).

Menurutnya, Indonesia harus proaktif mengambil kesempatan ini, karena wilayah Asia Timur mengalami pertumbuhan perdagangan yang tinggi, baik dalam ekspor dan impor. "China dalam rencananya mereka jelas akan menumbuhkan pasar domestik dan akan jadi motor pertumbuhan kawasan kita (Indonesia)," ujarnya.

"RCEP ini jadi framework yang membuat semua lebih lancar dan menjadi investment flow harus ada. Bagaima dalam negeri bisa menarik investasi yang bisa membuat Indonesia jadi regional value chain untuk menciptakan nilai tambah, dan new source of growth termasuk di bidang jasa. Ini potensi yang besar," ujar Mari Elka.

Pada kesempatan yang sama Mari Elka menegaskan inisiator dari Perjanjian RCEP adalah Indonesia, bukan China atau Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

"Sering beritanya salah, yang diberitakan sering inisiator RRT. RCEP lahir justru untuk mengimbangi kekuatan Asia Timur China, Jepang dan lain-lain. Akhirnya kita (Indonesia) lahirkan RCEP," tegas Mari Elka.

Mari Elka mengatakan Perjanjian RCEP yang ditandatangani 15 November 2020 menjadi berita baik bagi kawasan ASEAN dan Asia. Hal ini juga menjadi berita-berita utama (headlines) di seluruh dunia

"Kita mencari good news di tengah pandemi ini, dan di tengah ketidakpercayaan multilateral, kawasan asia tetap komitmen pada integrasi ekonomi karena tanpa itu pemulihan ekonomi tak mungkin terjadi," ujar Mari Elka yang juga menjadi inisiator RCEP ketika menjadi Menteri Perdagangan.

RCEP merupakan kesepakatan trading block terbesar di dunia, yang meliputi 30% dari PDB dunia, 27% dari perdagangan dunia, 29% dari investasi asing langsung, dan 29% dari populasi dunia. Indonesia bergabung dalam RCEP bersama 14 negara lain setelah menandatangani Perjanjian RCEP pada KTT RCEP 15 November 2020 lalu.

India belum bergabung dalam Perjanjian RCEP, meskipun sebelumnya telah mengikuti proses dalam berbagai pertemuan. "India belum bergabung, tetapi bukan berarti mundur.
Semoga India bisa bergabung dalam waktu tak terlalu lama dan memungkinkan perjanjian lain bisa bergabung," ujar Mari Elka.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kupas Tuntas Peluang & Tantangan Perjanjian RCEP di Event Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular