
Nikah Industri & Vokasi, Lulusan Vokasi Lampung Bisa Unggul

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) menyelenggarakan diskusi kelompok terpumpun lima menara di Bandar Lampung.
Upaya ini dilakukan dalam rangka menikahkan massal atau link and match dunia usaha dan dunia industri dengan pendidikan vokasi di Bandar Lampung agar tercipta tenaga kerja yang terampil.
Direktur Mitras Dudi Kemendikbud RI, Ahmad Saufi mencatat banyak perusahaan baik dari skala korporasi hingga UMKM yang membutuhkan sumber daya manusia yang sesuai dan berkualitas.
"Dunia usaha dunia industri ada 550 lebih perusahaan besar yang asetnya di atas Rp 10 miliar, 60 ribu lebih perusahaan menengah, ada 700 ribu perusahaan kecil, 63 juta lebih usaha mikro," katanya.
Upaya yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Mitra Dudi adalah bisa segera mengawinkan dunia usaha dan dunia industri dengan pendidikan vokasi. Sebab, berdasarkan data BPS Lampung, pada Agustus 2020, angkatan kerja di wilayah tersebut 4,49 juta naik 127 ribu dibanding Agustus 2011.
Dari data tersebut, tingkat pengangguran SMK tercatat paling tinggi yaitu 9,21%. Angka ini diperkuat oleh Data dari Kementerian Tenaga Kerja, yang mencatat sebanyak 55,88% tenaga kerja berasal dari pendidikan SMP ke bawah. Artinya ada ketidaksesuaian sebesar 50%, dan 24,72% merupakan jumlah pengangguran dari lulusan pendidikan vokasi.
Menanggapi ini, Walikota Bandar Lampung, Herman HN berharap, dengan perkawinan ini, lulusan vokasi akan semakin ahli di bidangnya.
"Saya walikota 2011-2017, SMA Nggak saya tambah, SMK yang saya tambah. Sampai ada 6 SMK. Jika dia keluar SMK bisa kerja di mana-mana. Dia sudah ahli di bidang kompetensinya. Perusahaannya tak rugi," pungkasnya.
Selanjutnya, Koor. Kel. Jabatan Fungsional Kursus dan Pelatihan Mitras Dudi, M Nuh Raharjo mengungkapkan bagaimana menara vokasi bisa memberikan kontribusi untuk lulusan vokasi. Baik itu lulusan SMK, Politeknik, hingga lembaga kursus dan pelatihan yang harapannya bisa terserap oleh dunia usaha dan dunia industri.
"Tujuan dilaksanakannya serangkaian pendidikan vokasi yang pertama mensosialisasikan berbagai kebijakan pendidikan vokasi atau link match sehingga gilirannya mampu memberikan kontribusi keterserapan," tegasnya.
Dalam hal ini, GM The Grove Suites, Freddy Triono juga angkat bicara. Dia menyerukan bagaimana reformasi kurikulum harus dilakukan. Selanjutnya, bagaimana peran serta pemerintah untuk bisa merealisasikan perkawinan antara dunia usaha industri dengan pendidikan vokasi, dalam hal ini industri pariwisata.
"Saya bisa mengatakan, reformasi kurikulum harus ada, artinya masih harus mengetahui apa yang terjadi di dunia industri yang harus diketahui dunia pariwisata. Dan jangan lupa, faktor pemerintah harus. Harus adanya payung hukum yang mengatakan dunia industri harus menerima dunia pendidikan," ujarnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Kelas Offline, Ajang Lulusan Vokasi Menambang Ilmu Baru