
Erick Thohir ke Investor: SWF RI Tak Sama Dengan 1MDB

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dalam waktu yang tidak akan lama lagi akan memiliki dana abadi yang bisa digunakan untuk investasi sesuai dengan kepentingan nasional, atau yang lebih dikenal dengan sovereign wealth fund (SWF).
Tak seperti milik negara lain yang mengelola dananya sendiri baik dari surplus anggaran maupun cadangan devisa, SWF Indonesia dimaksudkan untuk menarik investor asing untuk masuk menanamkan modalnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, bahkan sempat membicarakan hal ini saat menghadiri diskusi panel dalam pagelaran World Economic Forum (WEF) Special Virtual on Indonesia, Rabu malam (26/11/2020).
"Tadi banyak sekali pertanyaan mengenai investasi. Kita jelaskan bahwa Indonesia solid dalam penegakan hukum," kata Erick, seperti dikutip Kamis (26/11/2020).
Di depan puluhan investor kelas kakap yang hadir dalam forum tersebut, Erick lantas menjelaskan SWF milik Indonesia. Erick memastikan, kendaraan investasi tersebut tidak akan berujung seperti skandal di Malaysia.
"Kita sedang membuat Sovereign Wealth Fund, yang tidak mau juga disamakan dengan 1MDB, yang tentunya kasus ini sudah terjadi," kata Erick.
"Maka itu, kita memastikan dengan SWF ini tentu secara transparan dan juga akuntabel., Dan juga SWF ini untuk percepatan proyek strategis pemerintah," jelasnya.
Sebagai informasi, skandal SWF Malaysia yaitu 1MDB harus menjadi pelajaran bagi RI. Pada dasarnya 1MDB (One Malaysia Development Berhad) juga merupakan dana investasi kelolaan Negeri Jiran seperti halnya Khazanah.
Pembentukan SWF ini dimulai pada 2009. Saat itu Najib Razak masih menjadi Perdana Menteri Malaysia. Alih-alih diawasi oleh lembaga khusus, Najib Razak justru menjadi pengawasnya langsung. Konon kabarnya seorang bernama Low Taek Jho membantu mantan PM Malaysia itu dalam membuat keputusan keuangan 1MDB.
Skandal SWF Malaysia yaitu 1MDB harus menjadi pelajaran bagi RI. Pada dasarnya 1MDB (One Malaysia Development Berhad) juga merupakan dana investasi kelolaan Negeri Jiran seperti halnya Khazanah.
Pembentukan SWF ini dimulai pada 2009. Saat itu Najib Razak masih menjadi Perdana Menteri Malaysia. Alih-alih diawasi oleh lembaga khusus, Najib Razak justru menjadi pengawasnya langsung. Konon kabarnya seorang bernama Low Taek Jho membantu mantan PM Malaysia itu dalam membuat keputusan keuangan 1MDB.
Pada 2013 silam portofolio 1MDB meliputi beberapa perusahaan energi dan pembangkit listrik seperti pembengkit listrik Genting Bhd dengan valuasi sebesar RM 2,3 miliar dan perusahaan energi lain senilai RM 8,5 miliar.
Skandal baru terendus pada tahun 2015 ketika kendaraan investasi Negeri Jiran sekaligus saudara dari Khazanah tersebut tiba-tiba memiliki utang yang membengkak senilai US$ 11 miliar.
Setelah ditelusuri ternyata banyak dana yang hilang. Kemudian jurnalis asal Inggris Clare Rewcastle-Brown yang juga mengelola media daring lokal Serawak Report mendapatkan dokumen bocor sebanyak 227.000, melansir Guadian. Tak hanya Clare saja, Wall Street Journal juga mendapatkannya.
Dokumen keuangan yang bocor menuduh bahwa 1MDB adalah pusat aktivitas penipuan sejak awal berdiri. Jumlah yang besar dipinjam melalui obligasi pemerintah dan disedot ke rekening bank di Swiss, Singapura, dan AS.
Sekitar US$ 731 juta muncul di rekening bank pribadi Najib sebelum pemilu 2013, dan diduga telah digunakan untuk kepentingan pribadinya seperti membayar politisi, tagihan kartu kredit, dan mendanai kebiasaan berbelanja mewah istrinya.
Najib membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa uang itu merupakan sumbangan dari seorang pangeran Saudi. Di luar negeri, uang tersebut diduga mendanai gaya hidup mewah pengusaha Malaysia Low Taek Jho tadi.
Guardian melaporkan, di bawah pengawasan Low, diduga dana tersebut mendanai pembelian termasuk properti bernilai puluhan miliar dolar di Beverly Hills dan Manhattan, termasuk sebuah apartemen yang pernah dimiliki oleh Jay Z dan Beyoncé, jet pribadi senilai US$ 35 juta, kapal pesiar senilai US$ 260 juta, lukisan Picasso senilai US$ 3,2 juta diberikan kepada Leonardo DiCaprio, US$ 85 juta dalam hutang perjudian Las Vegas.
Bahkan kabarnya uang tersebut juga disedot untuk mendanai pesta ulang tahun Low yang bertabur bintang di mana Jamie Foxx, Chris Brown, Ludacris, Busta Rhymes dan Pharrell Williams tampil live.
Britney Spears pun ikut memberikan kejutan dengan melompat keluar dari kue ulang tahun. Tak luput juga uang tersebut juga digunakan untuk membeli berlian senilai US$ 8 juta yang dihadiahkan untuk model Australia Miranda Kerr.
Puluhan juta dolar juga diduga digunakan untuk mendanai film Wolf of Wall Street, melalui perusahaan produksi yang dijalankan oleh anak tiri Najib, Riza Aziz. Ini merupakan skandal penipuan yang sangat besar dan merugikan negara.
Meski mengelak, Najib akhirnya diputus bersalah atas tujuh dakwaan dalam persidangan pertama kasus 1MDB ini, Selasa (28/7/2020).
Namun Hakim Mohamad Nazlan Mohamad Ghazali mengatakan gagasan bahwa Low telah menipu Najib adalah "tidak masuk akal". Ia juga menolak argumen bahwa mantan pemimpin itu percaya bahwa uang di rekeningnya adalah sumbangan dari royalti Saudi.
Pengadilan pertama ini mengacu pada dugaan korupsi 42 juta ringgit (Rp 145 miliar) yang ditransfer ke rekening bank pribadinya melalui SRC. SRC adalah anak usaha 1MDB.
Meski begitu, pengadilan ini belum usai. Najib juga akan dihadapkan pada pengadilan lain, di mana Agutus 2019 ia dituduh mendapatkan dana hingga 2,28 miliar ringgit dari 1 MDB.
Itulah sekelumit cerita soal dana abadi negara yang disalahgunakan oleh politisi untuk kepentingan pribadi. Ini menjadi contoh bentuk transparansi, tata kelola serta pengawasan SWF yang cacat.
(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Asing Siap Investasi Rp 84 T di RI Via SWF