Luhut Datang, AS Siap Investasi Rp 28 T di Dana Abadi RI

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
23 November 2020 15:07
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) United States International Development Finance Corporation (IDFC) Adam S. Boehler di Jakarta pada Hari Jumat (23/10). (Dok. Kemenkomarves)
Foto: Chief Executive Officer (CEO) United States International Development Finance Corporation (IDFC) Adam S. Boehler (Dokumentasi Kemenkomarves)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) secara resmi telah menandatangani Letter of Interest (LOI) untuk menginvestasikan sebesar US$ 2 Miliar (Rp 28 triliun) dari IDFC kepada Indonesia Investment Authority atau Sovereign Wealth Fund Indonesia.

Dilansir dari situs Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, LOI tersebut diteken oleh CEO IDFC AS Adam Boehler di Washington DC pada Kamis (19/11/2020) waktu setempat. Penandatanganan itu disaksikan langsung Menko Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan.

LOI tersebut diharapkan dapat menarik minat investor AS untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Saat ini Indonesia sedang membutuhkan investasi untuk pembangunan infrastruktur

Kerja sama ini dirasa akan memperkuat ikatan ekonomi antara AS dan Indonesia. Tak hanya menjadi investor, IDFC juga akan bekerja sama dengan mitranya di Jepang, Uni Emirat Arab, dan Singapura untuk ikut berpartisipasi di Indonesia Investment Authority.

Seperti diketahui, SWF Indonesia akan beroperasi pada awal 2021. Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata menegaskan SWF Indonesia memiliki tiga tugas utama yang muaranya bisa mendatangkan revenue atau pendapatan semaksimal mungkin.

Tiga hal yang akan dilakukan SWF, kata Isa, pertama, memaksimalkan aset. SWF akan mencari cara agar untuk bisa mendatangkan akses-akses yang memadai untuk bisa meningkatkan nilai aset negara.



"Cari cara supaya akses-akses yang kita miliki ini menjadi lebih tinggi nilainya, mendatangkan revenue sebanyak-banyaknya, dan sebagainya," kata Isa dalam video conference, Jumat (20/11/2020).

Kedua, SWF juga akan berkonsentrasi kepada pembangunan negara. Menurut Isa memang salah satu tujuan SWF didirikan untuk membangun negara. Jenis proyeknya bisa bervariasi, mulai dari yang secara komersial visible, sampai yang tidak visible. Proyek-proyek yang tidak visible misalnya, proyek yang sifatnya sosial.

"Karena kita profit dari SWF ini untuk membangun negara. Tapi, mungkin tidak pada bidang-bidang yang komersial. Misalnya membangun rumah sakit di daerah tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia," kata Isa melanjutkan.

Ketiga, SWF juga bertugas untuk kepentingan stabilisasi ekonomi. Tugas ini, artinya SWF akan mendukung kebijakan counter cyclical atau membantu mengurangi beban pemerintah dalam setiap kebijakan yang ditempuh.

"Biasanya pada saat ekonomi bagus, mencoba mengakumulasi aset dan pada saat ekonomi negara terganggu, dia bisa melakukan counter cyclical sehingga bisa cash-nya untuk menstabilkan keadaan," ujar Isa.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article "Temasek" Ala Jokowi Siap Lahir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular