Hotel di Bali Berdarah-Darah, Wagub: Kondisi Makin Buruk!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 November 2020 18:35
festival ogoh ogoh ancol (Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia -  Kondisi bisnis perhotelan di Bali masih terpuruk, jauh dari kondisi normal akibat hantaman pandemi covid-19. Arah pemulihan sempat ada saat ada liburan panjang beberapa waktu lalu tapi belum bisa mengangkat ekonomi Bali dari keterpurukan.

Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati blak-blakan soal kondisi bisnis pariwisata perhotelan di Bali saat ini, banyak perusahaan hotel butuh uluran tangan pemerintah.

"Kalau kami lihat tanggung jawab perusahaan untuk memberi sekadar uang kesejahteraan bagi karyawannya tentu kondisi sekarang semakin memburuk. Karena selama ini tidak ada pemasukan sama.sekali," kata pria yang biasa disapa Cok Ace ini kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/11).

Melihat kondisi ini, Pemprov Bali mengajukan pinjaman lunak bidang ketenagakerjaan untuk perusahaan terutama di sektor pariwisata yang terdampak parah pandemi covid-19.

"Sudah diproses, semoga disetujui (pemerintah)," katanya.

Pemerintah Provinsi Bali sedang mengusahakan pinjaman lunak (soft loan) kepada pemerintah pusat.

Pinjaman lunak tersebut digunakan sebagai modal kerja bagi pengusaha di sektor pariwisata dan pendukung pariwisata di Bali. Adapun pinjaman yang diharapkan sebesar Rp 9,7 Triliun atau 7% dari kontribusi devisa Bali terhadap negara.

"Kami mengajukan pinjaman lunak jumlahnya Rp 9,7 triliun. Kami ambil dari komisi di perusahaan tahun 2019. Ini untuk menggerakkan ekonomi daerah terutama sektor pariwisata," katanya Jumat (13/11/2020).

Bisnis perhotelan di Bali terpukul sangat keras ditandai dengan ekonomi Bali yang minus paling parah dari sekian provinsi di Indonesia akibat pandemi covid-19. 

Wakil Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHMA) Bali I Made Ramia Adnyana sempat mengatakan saat ini memang tingkat okupansi hotel di Bali masih jauh dari normal. Bahkan ada beberapa hotel yang okupansinya hanya 10% atau 15% saja, alias 85%-90% kamarnya kosong.

"Sekarang okupansi tak lebih dari 30%, padahal normal bisa 80-90%, sekarang masih ada yang di bawah itu, ada 15% sampai 10% saja," kata Ramia.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Tak Jadi Buka Turis Asing, Pengusaha Hotel Bali Kecewa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular