Pak Anies! Ribuan Resto DKI Bertumbangan, di Mal Banyak Tutup

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 November 2020 13:23
Restoran yang menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Restoran yang menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Restoran-restoran di DKI Jakarta satu-satu bertumbangan karena tak kuat lagi beroperasi. Ribuan sudah tutup, bahkan banyak yang tutup total.

Perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama dua pekan ke depan kembali jadi kabar buruk bagi bisnis restoran terutama di pusat-pusat perbelanjaan. PSBB masih membatasi pengunjung mal sampai hanya 50% sehingga tingkat penjualan restoran di mal-mal belum membaik bahkan makin memburuk

Wakil Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bidang restoran Emil Arifin mengatakan fenomena bertumbangan restoran sangat tampak di mal-mal di DKI Jakarta.

"Coba sekali-kali ke mal, cuman ada beberapa restoran di mal-mal yang buka. Saya cek di PIM, Kokas, Senayan City, masih banyak restoran yang tutup," kata Emil kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/11).

Ia mengatakan berdasarkan data survei September 2020 dari sekitar 9.054 restoran di DKI Jakarta, sebanyak 4.469 restoran dilakukan survei termasuk yang operasi mal. Hasilnya sebanyak 1.033 restoran atau sekitar 10% dengan berat hati terpaksa tutup selamanya alias permanen karena tak kuat lagi.

Sedangkan sebanyak 429 restoran tutup sementara alias masih bisa buka lagi sambil menunggu perkembangan. Emil memperkirakan ada sekitar 4.000 lebih restoran di pusat perbelanjaan. Sebagian besar disebutnya juga sudah menutup operasi.

"Data itu posisi September, saya kira iya sekarang kondisinya lebih parah. Bisa-bisa 429 restoran yang tadinya hanya tutup sementara bisa jadi sekarang sudah tutup permanen," katanya.

Ia mendesak kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan segera mencabut PSBB transisi di DKI Jakarta atau melakukan pelonggaran untuk perkantoran dan pusat perbelanjaan sehingga berdampak pada geliat bisnis restoran yang kini sudah di ujung tanduk.

Emil mengatakan meski dine in atau makan di tempat sudah diberikan izin kepada restoran, tapi dengan adanya pembatasan pengunjung di mal, bisnis restoran tak bisa pulih.

"Demand memang belum ada, sebagian orang masih takut mal," katanya.

Namun, ia mengatakan bila pemprov DKI melonggarkan ruang gerak kapasitas pengunjung mal maka dengan sendirinya akan ada perbaikan bagi bisnis restoran. Ia pun yakin bahwa masyarakat sudah teredukasi saat berkunjung ke mal dengan memenuhi protokol kesehatan.

"Sekarang orang sudah pandai, belajar dan paham mengenai menjaga diri, pemerintah juga sudah melakukan sosialisasi. Pengunjung sudah paham soal 3M. Kita pun restoran sudah mempraktikkan protokol kesehatan untuk memproteksi diri kita sendiri, restoran sudah melakukannya," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Restoran di Mal Berdarah-Darah, Bulan Depan Tutup Gerai Total

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular