
5 Hal Ini Bisa Dongkrak Produksi Minyak 1 Juta Barel/ Hari
![[DALAM] Harga Minyak Drop](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/04/21/9df6cbdb-ad16-4140-90cc-20cea52fd6ef_169.jpeg?w=900&q=80)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mempunyai target produksi minyak bumi sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada 2030. Namun, untuk mencapainya tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu dibarengi berbagai upaya untuk menggenjot produksi.
Hadi Ismoyo, Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), mengatakan dilihat dari sisi cadangan, target produksi minyak 1 juta bph bisa saja dicapai, namun sayangnya Indonesia termasuk negara yang rumit di dalam berbisnis, baik di sektor migas dan non migas.
Menurutnya, ada lima pilar yang harus digenjot untuk mendongkrak produksi ke 1 juta bph, di antaranya program pengeboran sumur (well work program), optimasi permukaan (surface optimization), percepatan rencana pengembangan lapangan marginal (speed up POD marginal field), Enhanced Oil Recovery (EOR), dan eksplorasi.
"Lima pilar ini adalah tugas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), tapi tanpa dukungan pemerintah tidak bisa mencapai itu (1 juta bph). Kuncinya adalah masif dan agresif," ungkapnya dalam acara diskusi 'Road to 1 Million BOPD and 12 BSCFD Gas in 2030' secara daring, Jumat (20/11/2020).
Kemudian, untuk kegiatan EOR dia meminta agar bisa difokuskan pada Blok Rokan. Daripada berbicara di banyak lapangan yang belum tentu ekonomis, menurutnya Blok Rokan sangat prospektif untuk digencarkan program EOR. Potensi minyak di Blok Rokan menurutnya bisa mencapai 8,5 miliar. Jika 10% saja diambil, sudah mencapai 850 juta barel.
"Daripada ngomong di banyak lapangan, EOR difokuskan di Rokan saja. Saya optimis, meski banyak yang mengatakan (target 1 juta bph) ini impossible (mustahil), tapi saya instruksikan untuk support ini," paparnya.
Sebelumnya, Jaffee Arizon Suardin, Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan target produksi minyak 1 juta bph bakal diperoleh dari 70% dari kontribusi lapangan yang telah ada saat ini dan sisanya berasal dari kegiatan Enhanced Oil Recovery (EOR) dan eksplorasi lapangan baru.
"Kita bisa 1 juta barel per hari (bph) pada 2030 dengan kondisi existing yang ada ditambah transformasi akan berkontribusi 70%, lalu sisanya ditutup dengan EOR dan eksplorasi," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Senin (09/11/2020).
Dia mengatakan, salah satu andalan untuk mencapai target produksi 1 juta bph ini yaitu produksi dari Blok Rokan di Riau yang saat ini masih dioperasikan Chevron Pacific Indonesia, namun pada Agustus 2021 mendatang akan dioperasikan PT Pertamina (Persero).
Menurutnya, penggunaan teknologi EOR seperti chemical flooding di Blok Rokan ini bisa meningkatkan produksi minyak di Blok Rokan. Hingga kuartal ketiga 2020, produksi minyak terangkut (lifting) dari Blok Rokan ini mencapai 176.298 bph, lebih tinggi dibandingkan target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) yang sebesar 170.000 bph. Namun, bila dibandingkan tahun lalu yang mencapai 190.131 bph, ini berarti lifting minyak tahun ini turun 7,2%.
Bila EOR tidak digencarkan di Blok Rokan ini, maka ada kemungkinan produksi minyak dari blok ini akan terus menurun setiap tahunnya dan akan sulit menjadi andalan untuk berkontribusi mencapai target produksi 1 juta bph.
Namun demikian, Jaffee menyebut potensi EOR di Indonesia masih cukup besar, di mana kegiatan EOR di Blok Rokan ini akan menjadi yang terbesar. Kegiatan EOR menggunakan bahan baku dari bahan kimia (chemical flooding) di Blok Rokan kemungkinan baru bisa dilaksanakan Pertamina pada 2024 mendatang.
Menurutnya, Chevron Pacific Indonesia sudah melakukan proyek pilot-nya, sehingga diharapkan bisa dilanjutkan Pertamina dan nantinya pada 2024 bisa dilakukan masif.
"Nah inilah yang sedang kami kejar khusus untuk chemical EOR ya, jadi EOR dengan menggunakan chemical nah itu yang akan kami coba jalankan supaya paling lambat onstream (beroperasi) pada 2024," ungkapnya saat wawancara dengan CNBC Indonesia, Senin (09/11/2020).
Jika dihitung-hitung, imbuhnya, potensinya masih ada 600-800 juta barel. Jaffee optimis chemical EOR ini akan berhasil karena perusahaan kelas dunia seperti Chevron sudah pernah melakukan pilot dan berhasil.
"Jadi, mudah-mudahan kita bisa langsung meneruskan apa yang sudah ada, sehingga bisa terjadi. Dari bagian komitmen dari Pertamina kita ada sekitar US$ 250 juta khusus untuk EOR di Rokan," jelasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi 1 Juta Barel/ Hari di 2030, RI Tetap Defisit Minyak!
