
Calon Ibu Kota Baru RI Butuh Banyak Lulusan Vokasi Terampil

Jakarta, CNBC Indonesia- Kalimantan Timur menjadi daerah yang memiliki begitu banyak potensi, batu bara, kelapa sawit, hingga sektor jasa, dan menjadi calon ibu kota baru. Hal ini membuat Kalimantan Timur membutuhkan banyak tenaga kerja terampil siap pakai dari lulusan pendidikan vokasi yang berkualitas.
Balikpapan pun menjadi kota terakhir penyelenggaraan Diskusi Kelompok Terpumpun Lima Menara yang digelar Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Dirjen Vokasi Kemendikbud.
"Kami memilih Balikpapan karena merupakan ibukota Kalimantan dan dekat dengan calon ibu kota negara, sehingga Balikpapan adalah salah satu pusat Indonesia. Kita sudah memulai di 4 menara yang lain, di barat ada Batam, Timur ada Sorong, Selatan ada Mandalika, Utara ada Manado, dan tengah ada Balikpapan. Sehingga informasi mengenai vokasi bisa kita teropong dari kelima titik ini," kata Direktur Mitras Dudi Kemendikbud, Rabu (18/11/2020).
Selain itu, Balikpapan juga menjadi kota jasa sehingga membutuhkan SDM yang bagus dari soft skill, seperti pandai bersosialisasi, leadership yang baik, kemampuan enterpreneurship dan harus membangun kreatif yang baik. Untuk itu lulusan vokasi di Kaltim harus berkualitas dan siap pakai oleh industri yang ada.
Selama ini lulusan vokasi dan kejuruan belum dimanfaatkan secara optimal oleh pelaku industri di Kaltim. Lulusan SMK dan SMA di Kaltim menyumbang angka pengangguran tertinggi. Pada Agustus 2020 tercata 10,2% angka pengangguran terbuka disumbang lulusan SMA dan SMK, padahal banyak sekali lulusan dari keduanya. Untuk itu, Mitras Dudi pun menikahkan dunia industri dan pendidikan agar bisa saling mengisi.
Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan pemerintah akan lebih memahami kebutuhan industri melalui pernikahan dengan dunia pendidikan dan dunia usaha. Pasalnya, tanpa dukungan pemerintah dan dunia industri, maka materi di vokasi hanya akan menjadi retorika belaka.
"Kita nikahkan masal antara industri, vokasi, dan pemerintah, semua bersatu mari kita didik generasi bangsa kita sejak awal, kita siapkan bersama, kecintaan pada generasi muda dan keinginan anak mudah untuk membangun legacy, pemimpin dari indoensia dan daerah dna dunia masi depan, lahir dari Balikpapan. Vokasi InsyaAllah siap menerjemahkan itu semua," kata Wikan.
Pernikahan masal antara dunia usaha dan pendidikan juga dirasakan manfaatnya oleh lembaga kursus yang selama ini sulit menjangkau kebutuhan industri. LKP di Kalimantan Timur pun mengaku membutuhkan kemitraan dengan industri sejak lama agar lulusannya bisa siap pakai setelahnya
"LKP sangat membutuhkan kemitraan, membutuhkan industri, ada proses pembelajaran dan magang sebelum memasuki dunia kerja. Dengan Mitras Dudi kami lihat ada spirit baru, yang kami lihat kendala yang dihadapi kursus untuk menjangkau industri masih banyak mengalami kendala. Hari ini di Kaltim sudah difasilitasi MoU dengan beberapa mitram mudah-mudahan akan diperbanyak dengan lembaga lainnya," kata Ketua Forum PLKP Kalimantan Timur.
Bukan hanya lembaga kurus, SMK pun merasa adanya harapan untuk mengakselerasi kualitas lulusannya agar diterima oleh industri melalui pernikahan massal ini. Kepala SMKN 5 Balikpapan M. Arifin mengatakan yang dilakukan Mitras Dudi membawa dampak positif karena bukan hanya pencocokan antara sekolah dan industri, melainkan ada komitmen yang dibangun
"Yang dulunya cuma matching sekarang dinikahkan, diikat dengan komitmen untuk bagaimana perusahaan dengan sekolah matching dan dirangkul sekola untuk mengatahui, pasih kekurangnnya sehingga lulusannya tidak terserap industri," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, GM Trakindo Balikpapan Immawan Priyambudi menggatakan Trakindo tidak hanya berkomitmen merekrut tenaga kerja siap pakai dari vokasi, tetapi juga kontribusi pada sekolah untuk meningkatkan hard skill untuk berkontribusi pada industri
"Kami berharap hard skill ini yang memberikan mereka pengetahuan bisa bekerja dan soft skill yang bisa membuat mereka naik terus mencapai posisi karir yang tinggi, cara komunikasi dan leading yang lebih baik," kata Immawan.
Berbeda dengan Immawan yang menekan hard skill, Direktur Komatsu Remanufaktur Asia Nasihin menyoroti pekerjaan rumah terbesar SDM lulusan vokasi adalah soft skill yang dimiliki anak didik, agar lebih cepat beradaptasi dengan industri. Industri pun menurutnya dapat membantu dari sisi kurikulum agar lebih sesuai dengan perkembangan kebutuhan industri.
Soft skill yang harus dibangun menurutnya adalah karakter anak-anak dari dunia pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan industri dan pantang menyerah.
"Kami berharap dari dunia pendidikan vokasi bisa beradaptasi dengan lingkungan. Kalau hard skill saya rasa dunia vokasi akan mudah beradaptasi karena itu menjadi kurikulum, kita akan bantu karena kebutuhan industri terus berkembang. Dibantu agar mereka bisa menyesuaikan kurikulum dgn kebutuhan industri," ujarnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Kelas Offline, Ajang Lulusan Vokasi Menambang Ilmu Baru