Pengusaha Resto Sudah Berdarah-Darah, Desember Mau Pada Tutup

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 November 2020 12:23
Ilustrasi Restoran KFC. CNBC Indonesia/Andrean Kristianto
Foto: Ilustrasi Restoran KFC. CNBC Indonesia/Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan Pengusaha resto meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mencabut pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Permintaan itu tidak lepas dari kondisi dunia usaha restoran yang terus mengalami tekanan dalam beberapa bulan terakhir.

Kebijakan yang diterapkan saat ini, yakni PSBB transisi dinilai sudah tidak lagi efektif. Bila PSBB tetap diberlakukan, maka bisnis restoran banyak akan bubar pada Desember 2020.

"Saya kira sudah harus dicabut, nggak usah PSBB lagi. Toh kita kontrol menjaga diri PSBB tapi dari pemerintah nggak konsekuen. Penularan nggak bisa disalahkan ke resto aja, tapi komprehensif semua. Kita dari 5 Oktober ada demo Omnibus law, kemarin kumpul lagi, nanti Pilkada," kata Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran, Emil Arifin kepada CNBC Indonesia, Rabu (18/11).

Berbagai peristiwa itu tidak lepas dari kondisi politik di dalam negeri, yang disebabkan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Emil menilai seharusnya semua pihak mau mendukung pencegahan penularan Covid-19. Jangan sampai pengusaha saja yang menjadi korban karena aktivitasnya dibatasi, namun masing-masing pemerintah tidak bisa bersikap sebagaimana mestinya.

"Saya pikir sudah nggak efektif. Sudah banyak yang benar-benar kesulitan, banyak yang benar-benar mati. Jadi udah waktunya dibikin normal, kita resto sudah rugi, nggak ada untung. Sekarang how to survive tapi kita nggak didukung sistem komprehensif, mati dong kita. Kalau ada demo, pilkada kita sampai kapan, benar-benar mati deh saya bilang, Desember bubar-bubaran deh," papar Emil.

Jika berbagai kegiatan tersebut bisa terlaksana, maka sudah seharusnya kegiatan usaha yang menjadi jantung ekonomi bisa tetap berjalan. Ia menilai PSBB transisi yang bakal berakhir 22 November ini agar tidak dilanjutkan. Terpenting, masyarakat sudah sadar diri agar bisa terus menjaga protokol kesehatan dalam setiap aktivitas.

"Masyarakat sudah tahu 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak), tahu pengendalian gimana. Tinggal konsekuen pemerintah membatasi kegiatan-kegiatan pengumpulan massa," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Restoran 'Nangis', Rugi Rp 20 T Dampak PSBB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular