
Dahsyatnya PSBB: Resto Rugi Rp20 T, 200 Ribu Pekerja Nganggur

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha restoran di DKI Jakarta mengakui banyak restoran mengalami kerugian akibat diterapkannya PSBB ketat di wilayah ini. Kerugian yang ditanggung tak hanya materi yang mencapai Rp 20 triliun, namun juga banyak pekerja yang menganggur karena perusahaan tak sanggup lagi memberikan gaji.
Wakil Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Emil Arifin mengatakan nilai kerugian ini terus bertambah seiring dengan terus diperpanjangnya PSBB hingga 9 Oktober mendatang. Hal ini terjadi tak hanya di restoran yang berlokasi di mal namun juga restoran yang berdiri sendiri (stand alone).
"4.900 restoran stand alone, di Pantai Indah Kapuk, daerah Kelapa Gading dan lain-lain. Kalau mal saja diperkirakan minimal Rp 3 triliun ruginya, dengan asumsi 1 bulan negatif cashflow Rp 100 juta, karena sewa mal saja udah ratusan juta. Uang sewa nggak bisa terbayar. Minimal Rp 100 juta. Dikali saja 4.900 restoran di mal. Sampai akhir tahun restoran di mal, hotel lebih dari Rp 15-20 triliun lebih," kata Emil kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (3/10).
Kerugian ini juga berdampak pada pemasok karena restoran tak mampu membayarkan transaksi pesanan.
Pemilik restoran juga akan mendapatkan beban lain dari biaya operasional lainnya seperti listrik.
Imbasnya bisa terlihat di pusat perbelanjaan, banyak restoran yang memilih tutup karena sulitnya mendapatkan tamu. Dibanding harus take away dan datang ke dalam mall, banyak masyarakat yang memilih untuk tidak datang sekalian.
Beratnya biaya operasional ini membuat banyak pekerja di sektor ini harus dirumahkan, tak tanggung-tanggung jumlah yang dirumahkan mencapai 200 ribu pekerja.
"Yang paling kasihan pekerja harian. Mereka nggak dapat apa-apa, Subsidi Rp 600 ribu/bulan nggak dapat karena harus terdaftar BPJS Ketenagakerjaan. Paling Prakerja, mungkin dari situ hanya dapat, jumlahnya ada 200 ribu diperkirakan yang terkena," jelasnya.
Akibat tidak mendapat gaji dan kesulitan hidup di Jakarta, pekerja harian banyak yang pindah ke wilayah lain. Sehingga ada potensi dampak penyebaran Covid-19 makin luas ke berbagai wilayah sekitar Jakarta.
Tak hanya pekerja harian yang terdampak, namun hingga top manajemen di perusahaan restoran juga telah dipotong pendapatannya.
"Yang pasti teman-teman di restoran, Komisaris, Owner, Direksi udah wassalam. Nggak dapat gaji, ada yang dapat 50%, 5%, 10%, basa basi gajinya. Manajer ada yang potong 25%, bawahnya paling rendah 10%," imbuh dia.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rugi Rp 1 T, Bisnis Restoran Hancur-Hancuran