Hiks... Resesi Belum Bye! Ini Ramalan Terbaru Ekonomi RI Q4

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
17 November 2020 14:33
Suasana Mall Metropolitan, Bekasi Barat, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Indonesia pada kuartal IV-2020 diramal masih akan berada di zona negatif. Apalagi kontraksinya sangat dalam saat pandemi Covid-19 muncul di Indonesia.

Diketahui, pada kuartal II, perekonomian Indonesia terkontraksi hingga minus 5,32% dan pada kuartal III kembali negatif meski tidak sedalam kuartal II yakni -3,49%.

Kontraksi ini pun dinilai masih akan berlanjut pada kuartal IV, meskipun pada kuartal akhir ini pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah dilonggarkan.

Pengamat Ekonomi Bhima Yudhistira memproyeksi perekonomian pada kuartal IV-2020 masih akan terkoreksi di kisaran -1,5% sampai dengan -3%.

Bhima menilai, perekonomian belum bisa tumbuh positif karena masyarakat kelas menengah atas masih menahan belanjanya. Selain itu, belanja pemerintah yang naik tidak berkontribusi besar bagi perekonomian nasional.

"Ada kontraksi yang tidak terlalu dalam pada kuartal IV disebabkan faktor eksternal dari pemulihan negara tujuan ekspor bukan perbaikan aktivitas ekonomi domestik," kata dia, Selasa (17/11/2020).

Selanjutnya, ekonom CORE Piter Abdullah mengatakan, mengembalikan perekonomian ke zona positif masih cukup berat. Apalagi pandemi Covid-19 masih berlangsung dan belum tahu kapan akan terselesaikan.

"Saya perkirakan belum positif. Membaik dibandingkan kuartal III, tapi Masih di zona negatif. Saya perkirakan di kisaran -0,5% sampai -1,5%," ujarnya.

Kemudian, ada ekonom UI Ninasapti Triaswati yang menilai sangat berat untuk perekonomian kembali positif di kuartal IV. Apalagi di kuartal sebelumnya, perekonomian terkontraksi dalam.

"Melihat trend dua triwulan terakhir, perkiraannya masih sekitar -1% sampai 0%," jelasnya.

Sejalan, ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksi perekonomian di kuartal akhir tahun ini terkontraksi di kisaran -2% hingga -1%.

Josua menjelaskan, kontraksi masih terjadi karena melihat kinerja penopang PDB yang masih belum terlihat perbaikan yang signifikan, seperti manufaktur. Kemudian, permintaan domestik dinilai masih cenderung lemah mempertimbangkan keyakinan konsumen yang belum pulih sekalipun mobilitas masyarakat terus menunjukkan tren perbaikan.

Di sisi lain, Ekonom BCA David Sumual melihat bahwa perekonomian bisa kembali ke zona positif meski masih tipis. Namun dengan syarat realisasi belanja pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bisa terealisasi dengan cepat.

Realisasi belanja PEN terutama di belanja pemerintah dan dana desa yang akan mendorong belanja dari masyarakat kelas menengah bawah. Jika keduanya terealisasi baik maka perekonomian bisa kembali ke 1%.

Namun, jika kedua bidang tersebut tidak bisa didorong dengan baik maka perekonomian kuartal IV masih akan di zona kontraksi yakni kisaran -2 sampai -0,5%.

Ramalan Sri Mulyani dan Perry Warjiyo >> NEXT Halaman Selanjutnya

Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020 akan bergerak ke zona positif. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara West Java Investment Summit 2020, kemarin.

Perry mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 menunjukkan adanya perbaikan kondisi dari kuartal sebelumnya yang negatif 5,32%. Ia juga meyakini ekonomi Indonesia pada tahun depan bisa tumbuh hingga 5 persen.



"Kami meyakini perbaikan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi akan positif di kuartal IV-2020 dan akan meningkat menjadi 5 persen pada 2021, dan terus naik ke sekitar 6 persen pada kurun waktu 5 tahun mendatang," kata Perry.


Perbaikan ekonomi Indonesia ini, menutu dia, akan didukung oleh perbaikan konsumsi masyarakat, ekspor, dan investasi. Kemudian, stabilitas sistem keuangan juga terjaga. Bahkan, menurut Perry, nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat.

"Inflasi rendah, defisit transaksi berjalan menurun, dan sistem perbankan sehat," ujarnya.

Di satu sisi, pencapaian ekonomi kuartal III-2020 membuat Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, meyakini ekonomi Indonesia sudah menyentuh titik nadir. Kondisi terburuk sudah dilalui, sehingga ke depan adalah saatnya untuk bangkit.

"Posisi terburuk akibat Covid-19 sudah kita lewati. Upaya pemulihan akan terus diakselerasi sehingga akan terus didorong ke zona positif pada triwulan IV-2020 dan 2021," tegasnya dalam jumpa pers secara virtual di Jakarta, Kamis.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular