Internasional

Awas Perang! Trump Mau Serang Situs Nuklir Iran

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
17 November 2020 10:03
President Donald Trump participates in a Veterans Day wreath laying ceremony at the Tomb of the Unknown Soldier at Arlington National Cemetery in Arlington, Va., Wednesday, Nov. 11, 2020. (AP Photo/Patrick Semansky)
Foto: Presiden AS Donald Trump mengikuti upacara peletakan karangan bunga Hari Veteran di Pemakaman Nasional Arlington di Arlington, Va., Rabu (11/11/2020). (AP / Patrick Semansky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump diketahui meminta opsi untuk menyerang situs nuklir utama Iran pada minggu lalu. Meski demikian langkah tersebut akhirnya tidak jadi dilakukan.

Mengutip Reuters, Trump membuat permintaan tersebut selama pertemuan pada Kamis (12/11/2020) dengan para pembantu keamanan nasional utamanya. Termasuk Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Pertahanan barunya Christopher Miller, dan ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley.



Informasi ini dikatakan dan dikonfirmasi oleh seorang pejabat AS pada Senin (16/11/2020) lewat laporan media The New York Times. Ia melaporkan bahwa para penasihat membujuk Trump untuk tidak melanjutkan pemogokan karena adanya risiko konflik yang lebih luas.

"Dia meminta pilihan. Mereka memberinya skenario dan dia akhirnya memutuskan untuk tidak maju," kata pejabat itu.



Dari awal Trump memimpin AS, mantan pengusaha ini kerap bersitegang dengan Iran. Selama empat tahun masa kepemimpinannya, Trump banyak terlibat dalam kebijakan agresif terhadap Iran, seperti menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran yang sebelumnya sudah dinegosiasikan oleh Presiden ke-44 Barack Obama.

Trump juga menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap berbagai sasaran Iran. Ini membuat negeri Ayatollah Khamanei itu sulit menjual minyak dan jatuh dalam resesi berkepanjangan.

Permintaannya untuk opsi menyerang Iran datang sehari setelah laporan pengawas atom PBB menunjukkan bahwa salah satu negara di Timur Tengah itu telah selesai memindahkan aliran pertama sentrifugal canggih dari pabrik di situs pengayaan uranium utamanya ke pabrik bawah tanah. Ini merupakan pelanggaran baru kesepakatan nuklir yang memiliki kekuatan besar.

Stok 2,4 ton uranium pengayaan rendah Iran sekarang jauh di atas batas kesepakatan 202,8 kg. Ini menghasilkan 337,5 kg di kuartal ini, kurang dari lebih dari 500 kg yang tercatat di dua kuartal sebelumnya oleh Badan Energi Atom Internasional.

Sebelumnya di Januari 2020, Trump memerintahkan serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan Jenderal militer Iran Qassem Soleimani di bandara Baghdad. Namun dia telah menghindar dari konflik militer yang lebih luas dan berusaha menarik pasukan AS dari hotspot global untuk memenuhi janji untuk menghentikan perang tanpa akhir.

Serangan ke situs nuklir utama Iran di Natanz dapat memicu konflik regional dan menimbulkan tantangan kebijakan luar negeri yang serius bagi Biden yang baru akan bekerja sebagai presiden AS pada Januari 2021 mendatang.


(sef/sef) Next Article Duh, Donald Trump Diancam Diculik & Dibunuh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular