
Astaga! Ada Corona di Daging Beku Selandia Baru hingga Brasil

Jakarta, CNBC Indonesia- China menemukan virus Covid-19 di daging sapi dan babat serta kemasannya yang dikirimkan dari Brasil, Bolivia, dan Selandia Baru. Hal ini ditemukan di Kota Jinan pada akhir pekan lalu.
Selain itu, virus juga ditemukan di kemasan daging babi dari Argentina. Dilansir dari Reuters, ini seiring agresifnya China meningkatkan pengujian pada makanan beku setelah berulang kali mendeteksi virus pada produk impor.
Berdasarkan keterangan Komisi Kesehatan di Jinan, ibu kota provinsi Shandong, China timur, barang-barang tersebut diimpor oleh Guotai International Group dan Shanghai Zhongli Development Trade. Mereka datang melalui pelabuhan di Shanghai tanpa menyebutkan perusahaan pengirim.
Kasus corona di babi beku juga dilaporkan di Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan di China tengah, dan Xian, ibu kota Shaanxi. Sampel yang dites positif di Zhengzhou berasal dari daging babi beku seberat 24 ton yang dikirim dari fasilitas penyimpanan di Qingdao, di Shandong.
Di kota Baotou di wilayah Mongolia Dalam, China juga mendisinfeksi beberapa produk dan kendaraan di sebuah perusahaan. Ini setelah kasus virus corona tanpa gejala ditemukan di kota utara Tianjin terkait daging babi beku dari Prancis.
Masih belum jelas, apakah pihak berwenang mencurigai orang tersebut telah menginfeksi daging atau sebaliknya. Tes asam nukleat pada 115 orang menunjukkan hasil negatif.
China sendiri tergolong mampu mengendalikan kasus corona. Meski di Worldometers negeri ini mencatat ada total 86 ribu kasus terinfeksi corona dan 4.000 orang meninggal, per Minggu (15/11/2020) China hanya memiliki delapan kasus baru. Jumlah kasus aktif sebanyak 374 dengan pasien kritis tiga orang.
Sementara itu, penemuan corona di makanan kemasan beku telah membuat China melakukan larangan impor. Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah mengatakan risiko tertular corona dari makanan beku amat rendah.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Brasil, Negara yang Disebut Gagal Tangani Pandemi Covid-19
