Internasional

Duh! PM Inggris Isolasi Mandiri, Berkontak dengan Covid Lagi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
16 November 2020 07:00
FILE - In this April 12, 2020, file photo issued by 10 Downing Street, Britain's Prime Minister Boris Johnson speaks from 10 Downing Street praising NHS staff in a video message after he was discharged from hospital a week after being admitted with persistent coronavirus symptoms, in London. Johnson was the first major world leader confirmed to have COVID-19. He was moved to intensive care in April after his virus symptoms dramatically worsened a day after he was hospitalized for what were called routine tests.  (Pippa Fowles/10 Downing Street via AP, File)
Foto: Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (Pippa Fowles/10 Downing Street via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Inggris, Alexander Boris de Pfeffel Johnson alias Boris Johnson kembali berkontak dengan Covid-19. Juru bicara pemerintah mengatakan jika Johnson kini tengah mengisolasi diri setelah bertemu dengan salah satu anggota parlemen yang dinyatakan positif virus corona.

"Perdana Menteri akan mengikuti aturan dan mengisolasi diri," kata jubir dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNBC International, Senin (16/11/2020).



"Dia akan terus bekerja dari Downing Street, termasuk memimpin tanggapan Pemerintah terhadap pandemi virus corona."

Dalam pernyataan jubir tersebut, Johnson tidak menunjukkan gejala. Sebelumnya Johnson sempat menghabiskan tiga hari di unit perawatan intensif pada April setelah tertular corona.



Johnson diberi tahu tentang kontak tersebut oleh NHS Test and Trace, layanan pelacakan kontak pemerintah, bahwa telah melakukan kontak dengan seseorang yang dites positif corona dan diharuskan untuk mengisolasi diri.

Pengungkapan yang mungkin terjadi pada Kamis (12/11/2020) selama pertemuan sekitar 35 menit antara Johnson dan anggota parlemen, termasuk Lee Anderson, sesama anggota Partai Konservatif. Anderson kemudian dinyatakan positif terkena virus.

Berita itu muncul saat Inggris berjuang untuk menahan kebangkitan virus. Per Senin (16/11/2020), Inggris memiliki 1.369.318 kasus terjangkit corona, bertambah 24.962 kasus baru. Sementara ada 51.934 kasus meninggal sejauh ini.

Aturan penguncian (lockdown) kedua juga mulai diberlakukan di Inggris. Aturan ini melarang semua aktivitas yang tidak penting dan akan berakhir pada awal Desember. Johnson membela tindakan tersebut, dengan mengatakan bahwa "tidak ada alternatif".


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Corona Makin Parah, Inggris Disebut Bersiap Lockdown

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular