Internasional

Bukan Babi! China Pening Gegara Sapi, Ada Apa Lagi?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 September 2021 08:55
The six-year-old Aubrac breed cow named
Foto: REUTERS/Stephane Mahe

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus sapi gila di Brazil membuat China 'pening'. Pasalnya Negeri Samba, yang juga pemasok utama daging di Negeri Tirai Bambu, harus melakukan penangguhan ekspor ke negara tersebut terkait kasus ini.

Pada Sabtu (4/9/2021), Brasil mengkonfirmasi dua kasus penyakit sapi gila 'atipikal' di negara bagian yang berbeda. Akibatnya mereka menangguhkan ekspor daging sapi ke China sebagai bagian dari kesepakatan dengan pembeli utamanya.

Meski begitu, pembeli daging sapi di China tetap mengharapkan Brasil kembali melanjutkan ekspor daging sapi ke negara mereka. Sebab, menurut mereka, pasokan daging sapi global sangat ketat dan harga sudah mencapai rekor tertinggi.

Memang, importir daging sapi China mengatakan penangguhan ekspor dari Brasil belum memiliki dampak ke pasar langsung. Namun stok harus tetap dijaga.

"Pabrik harus menjaga stok mereka," kata Grace Gao, manajer umum di importir Goldrich Internasional yang berbasis di Dalian, dikutip dari Reuters, Selasa (7/9/2021).

Meskipun Brazil mendominasi 40% pangsa impor daging sapi China, harga untungnya belum mengalami kenaikan. Beberapa importir masih mencari alternatif kesepakatan.

Sapi gila 'atipikal' disebut juga penyakit sapi gila yang tak biasa. Namun memiliki risiko lebih rendah daripada bentuk penyakit serupa yang lebih klasik disebut juga BSE.

Ini karena sifatnya yang terjadi secara alami dan sporadis pada sapi yang lebih tua. Sementara BSE, ditularkan melalui pakan yang terkontaminasi dan dikaitkan dengan varian penyakit Creutzfeldt-Jakob pada manusia.

Penangguhan ini bukan hal pertama. Brasil sebelumnya menangguhkan ekspor selama 10 hari pada 2019 setelah melaporkan kasus serupa.

Data bea cukai China menunjukkan Brasil telah mengirimkan lebih dari 500.000 ton daging sapi ke China dari Januari hingga Juli tahun ini, atau 38% dari total impor Tirai Bambu. Ini menempatkannya jauh di depan pemasok nomor dua, Argentina, yang memasok hanya di bawah 300.000 ton.

Sementara impor daging babi China turun karena pemulihan pasokan domestik. Sebelumnya di 2019, China sempat pusing karena berkurangnya pasokan babi lokal yang berujung pada kenaikan harga dan inflasi akibat virus African swine fever yang menyerang peternakan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Sapi Gila, China Larang Impor Daging Inggris

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular