
Saat Menhan Australia Dikritik Gegara Meeting Bareng Prabowo

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertemuan secara virtual antara Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds dengan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo, Jumat (6/11/2020), masih menyisakan cerita.
Pertemuan yang dipublikasikan akun Twitter resmi Linda, @LindaReynoldswa, menuai kritik dari sejumlah kalangan. Mereka mempertanyakan apa manfaat yang diperoleh Linda dari pesamuhan tersebut.
Menurut Linda, pertemuan itu membahas pendalaman kerja sama pertahanan antara kedua negara. Ia bilang kemitraan antara Australia dan Indonesia membantu mendukung keamanan dan ketahanan regional.
Ketua sekaligus pendiri Indonesia Institute Ross B Taylor menilai nuansa pragmatis nyata dalam menggambarkan pertemuan itu.
"Dan dalam situasi ini, ini adalah posisi yang masuk akal, meskipun ada kekhawatiran dari kelompok hak asasi manusia," ujar Ross via akun Twitter-nya @indorosstaylor seperti dikutip Minggu (8/11/2020).
Ia pun menambahkan posisi Indonesia sekarang lebih krusial bagi Australia. Apalagi di tengah ketidakpastian hubungan dengan China.
Sementara Timor Sea Justice Forum mengingatkan kalau Prabowo merupakan sosok yang bertanggung jawab terhadap serangkaian kekerasan saat bertugas di Timor Leste pada kurun waktu 1976, 1978, dan 1983-1984.
"Seberapa hangat dan produktif yang bisa Anda peroleh (dari pertemuan itu)?," tanya Timor Sea Justice Forum di akun Twitter resmi mereka @TSJForum.
Hal senada disampaikan seorang warganet @scotiaforever5. Menurut mereka, Prabowo bertanggung jawab atas kekerasan yang terjadi selama bertugas, tidak hanya di Timor Leste, melainkan juga Jakarta dan Papua.
"Seharusnya Anda dan pemerintah malu karena menutup mata terhadap genosida yang dilakukan terhadap orang Papua oleh militer Indonesia yang dipimpin oleh menteri pertahanan," tulis @scotiaforever5
Terakhir kali Prabowo dan Linda berjumpa secara fisik tahun lalu di Bali. Saat itu, turut serta pula Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menlu Australia Marise Payne. Di bidang pertahanan dan keamanan, Prabowo mengatakan Indonesia dan Australia sepakat bersama-sama memerangi illegal fishing dan kejahatan trans-nasional.
"Kita juga sepakat untuk kerja sama dalam bidang maritim juga. Australia akan menawarkan kerja sama terutama di bidang pertukaran informasi dan intelijen, khususnya menghadapi illegal fishing dan kejahatan transnasional di perairan Indonesia," kata Prabowo setelah melakukan pertemuan 2 2 Indonesia-Australia di gedung BNDCC Nusa Dua, Bali, Jumat (6/12/2019), seperti dikutip detik.com.
Untuk itu, menurut Prabowo, saat ini tengah dirintis kerja sama dengan Australia di bidang peace keeping operation. Ia berharap rencana itu akan bisa terlaksana dalam waktu dekat.
"Kita juga membahas kemungkinan pertama kali co-deployment dalam peace keeping operation untuk PBB. Jadi ini sesuatu yang baru akan kita rintis mudah-mudahan kita akan mencapai hal itu," ujar Prabowo.
Selain itu, Prabowo mengatakan militer Australia akan mengundang prajurit RI untuk pendidikan dan latihan bersama sehingga kedua negara sepakat untuk melakukan lebih banyak latihan militer bersama.
"Saya kira secara rinci banyak bidang yang akan kita memulai. TNI diundang untuk ikut serta dalam latihan lebih banyak di Australia. Kemudian saya terima kasih ada undangan untuk lebih banyak untuk perwira-perwira kita, bahkan taruna kita untuk ikut serta dalam pendidikan di akademi militer Australia," katanya.
Sementara itu, Linda mengatakan pertemuan ini bertujuan agar hubungan pertahanan Indonesia dan Australia semakin kuat. Menurut dia, sudah ada 150 prajurit Indonesia melakukan pendidikan dan pelatihan di Australian Defence Force di tahun ini.
"Pertemuan hari ini menguatkan bahwa hubungan pertahanan kita akan terus tumbuh dan semakin kuat. TNI dan ADF melakukan lebih dari 20 kali komunikasi bilateral dan latihan bersama setiap tahunnya. Tahun ini, Australia menerima 150 pelajar Indonesia untuk pendidikan dan pelatihan dengan ADF," kata Linda.
(miq/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo 'Meeting Virtual' Bareng Menhan Australia, Bahas Apa?
