Biden Menang Pilpres AS, Ini Dia PM Pertama yang Beri Selamat

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Fiji Frank Bainimarama tampaknya menjadi kepala negara pertama di dunia yang mengirim pesan ucapan selamat kepada Joe Biden, calon presiden Amerika Serikat (AS), meskipun belum ada hasil resmi dan penghitungan suara Pemilu Presiden AS terus berlanjut.
Joe Biden bersama pasangannya Kamala Harris dari Demokrat memang memenangi Pilpres AS mengalahkan petahana dari Republik, Donald Trump-Mike Pence setelah meraih sebanyak 290 electoral votes.
Berdasarkan data AP pada Minggu pagi (8/11/2020) waktu Indonesia, Biden meraih 290 electoral votes, sementara petahana Donald Trump hanya 214 suara elektoral. Jumlah itu melampaui ambang batas 270 electoral votes dari total 538 electoral votes untuk bisa memenangkan Pilpres AS, sehingga dipastikan Biden menang dalam Pilpres AS.
Raihan 290 suara elektoral oleh Biden terjadi setelah sang wapres era Presiden Barack Obama itu mendapatkan kemenangan tipis di negara bagian Pennsylvania yang memiliki 20 electoral votes, dengan meraih 49,7% suara, sementara Trump 49,2%.
Sebelumnya ada lima negara bagian yang menjadi battleground atau 'perebutan terakhir' Biden-Trump yakni Nevada (6 electoral votes), Alaska (3), Georgia (16), North Carolina (15), Pennsylvania (20).
Frank Bainimarama menyampaikan selamat kepada Biden bahkan pada saat Biden mengantongi 253 suara elektoral, sementara Trump 214 suara elektoral.
"Selamat, @JoeBiden," kata Frank Bainimarama melalui cuitan di akun Twitter, dikutip Minggu (8/11/2020).
"Sekarang, lebih dari sebelumnya, kami membutuhkan AS untuk memimpin upaya multilateral ini (dan kembali ke #ParisAgreement - ASAP!)--[as soon as possible]," Tambah pemimpin negara Pasifik itu.
Fiji, sebuah negara kepulauan di Pasifik Selatan yang secara dramatis terkena dampak krisis iklim. Fiji juga menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi meratifikasi Perjanjian Paris (Paris Agreement) tentang perubahan iklim pada tahun 2016.
Awal pekan ini, AS menjadi negara pertama yang secara resmi menarik diri dari Perjanjian Paris. Jika terpilih, Biden berjanji untuk bergabung kembali dengan kesepakatan penting itu sesegera mungkin.
Persetujuan Paris merupakan perjanjian dalam Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) mengenai mitigasi emisi gas rumah kaca, adaptasi, dan keuangan.
Persetujuan ini efektif tahun 2020. Persetujuan ini dinegosiasikan oleh 195 perwakilan negara-negara pada Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-21 di Paris, Prancis.
Sebelumnya, calon presiden dari Partai Demokrat AS Joe Biden, menyampaikan pidato kemenangannya. Biden memperkirakan kemenangan dalam pemilihan presiden AS karena penghitungan suara condong ke negara-negara bagian utama.
"Angka-angka memberitahu kami ... ini adalah cerita yang jelas dan meyakinkan: Kami akan memenangkan kompetisi ini," kata Biden, Jumat malam dari negara bagian asalnya Delaware, dikutip dari Reuters.
Biden bilang, dia dan pasangannya Kamala Harris sudah bertemu dengan ahli saat mereka bersiap memulai proses administrasi mereka pada 20 Januari.
Sementara Trump tidak terlihat di Gedung Putih pada hari Jumat dan tidak memiliki jadwal publik untuk hari Sabtu. Dia mengatakan dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh tim kampanyenya bahwa "semua surat suara yang sah harus dihitung dan semua surat suara ilegal tidak boleh dihitung," sambil menuduh Demokrat menolak seruan itu.
Namun Komisi Pemilu AS mengatakan belum ada bukti penipuan dalam Pilpres AS kali ini.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perolehan Suara Biden Sempat Melesat 138.000 di Michigan
