Investasi Luar Pulau Jawa Salip Jawa, Tanda Apa Ini?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
04 November 2020 17:27
Kemenperin Targetkan 18 Kawasan Industri Luar Jawa (CNBC Indonesia Tv)
Foto: Kemenperin Targetkan 18 Kawasan Industri Luar Jawa (CNBC Indonesia Tv)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis data penyebaran realisasi investasi di Indonesia pada periode Triwulan III (Juli-September) 2020. Hasilnya, Realisasi investasi di luar Jawa lebih besar dibandingkan Jawa.

Tercatat Rp110,4 triliun (52,8%) realisasi investasi tersebar di luar Jawa, meningkat 17,9% year to year dibanding tahun 2019. Sedangkan untuk realisasi investasi di Jawa sebesar Rp98,6 triliun (47,2%), turun sebesar 12% dibandingkan dengan periode triwulan yang sama pada tahun 2019.

"Lebih besarnya porsi realisasi investasi di luar Jawa dibanding Jawa kali ini merupakan pertama kali sejak data realisasi investasi Triwulan IV tahun 2016 lalu. Ke depan, harapannya pemerataan investasi di luar Jawa dapat terus terwujud. Yang perlu dicatat, investasi yang ditangani oleh BKPM di sektor riil saja, tidak termasuk sektor migas (minyak dan gas) dan keuangan," ungkap Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (Dalaks) Imam Soejedi dalam keterangan resmi dikutip Rabu (4/11).

Ia menjelaskan bahwa salah satu faktor pendorong pemerataan realisasi investasi ke luar Jawa yaitu infrastruktur yang memadai serta ketersediaan bahan baku.

"Saat ini luar Jawa semakin memiliki daya tarik bagi investor, di antaranya karena infrastruktur yang sudah dibangun di periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi. Pemerintah terus melakukan pembangunan infrastruktur di luar Jawa, sehingga siap untuk dijadikan sebagai lokasi investasi bagi para investor," sebut Imam.

Untuk menarik investor dalam melakukan kegiatan usahanya di luar Jawa. Salah satunya dengan perlakuan khusus melalui pemberian insentif fiskal yang lebih besar dibandingkan jika investor melakukan usahanya di Jawa.

"Misal investor yang melakukan kegiatan usahanya di Jawa, bisa kita kasih insentif fiskal selama 10 tahun. Tapi jika investasinya di luar Jawa, pemerintah bisa berikan insentif fiskal sampai dengan 15 tahun. Perlakuan khusus ini perlu dilakukan, agar investor mempertimbangkan melakukan usahanya di luar Jawa. Jangan fokus di Jawa saja," jelas Imam.

Wilayah Timur Mulai Dilirik

Penyebaran investasi sudah mulai beralih hingga ke wilayah timur Indonesia. Investor yang bertahun-tahun menjadikan Pulau Jawa sebagai primadona, kini mulai melihat ke wilayah lain.

Berdasar BKPM, wilayah timur yang mulai dipantau sebagai tempat berinvestasi Penanaman Modal Asing (PMA) adalah Maluku Utara. Wilayah ini menempati peringkat ketiga dengan nilai realisasi investasi PMA sebesar US$0,8 miliar (10,8%).

Peningkatan realisasi investasi asing di Provinsi Maluku Utara cukup signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, realisasi investasi PMA (Penanaman Modal Asing) di Provinsi Maluku Utara mencapai US$0,2 miliar dan berada pada peringkat 22 dibandingkan provinsi lainnya.

Kemudian tahun 2018 realisasi investasinya meningkat menjadi US$0,36 miliar dan naik ke peringkat 18. Di tahun 2019 terjadi lonjakan tajam realisasi investasi di Provinsi Maluku Utara dengan nilai US$1,0 miliar yang menjadikannya berada di peringkat 8 lokasi PMA terbesar.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sempat mengungkapkan bahwa wilayah tersebut mulai dilirik karena ada pembangunan hilirisasi nikel. Beralih ke Barat, Riau menjadi provinsi dengan nilai realisasi investasi terbesar kedua. Nilanya sebesar Rp13,0 triliun.

"Lebih besarnya porsi realisasi investasi di luar Jawa dibanding Jawa kali ini merupakan pertama kali sejak data realisasi investasi Triwulan IV tahun 2016 lalu. Ke depan, harapannya pemerataan investasi di luar Jawa dapat terus terwujud. Yang perlu dicatat, investasi yang ditangani oleh BKPM di sektor riil saja, tidak termasuk sektor migas (minyak dan gas) dan keuangan," ungkap Imam Soejedi.

Meski sudah mulai menyebar, namun tetap harus diakui bahwa realisasi investasi terbesar pada periode Triwulan III tahun 2020 masih di Provinsi Jawa Barat. Realisasi investasi sebesar Rp28,4 triliun atau 13,6% dari total capaian realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).

Pada periode Triwulan III Tahun 2020 ini, BKPM mencatat realisasi investasi sebesar Rp209,0 triliun yang berhasil menciptakan lapangan kerja bagi 295.387 Tenaga Kerja Indonesia. Capaian tersebut menambahkan angka realisasi investasi secara kumulatif sepanjang Januari-September 2020 menjadi Rp611,6 triliun atau 74,8% dari target realisasi investasi tahun 2020 sebesar Rp817,2 triliun.

Penyerapan tenaga kerja sepanjang Januari-September 2020 sebanyak 861.581 Tenaga Kerja Indonesia dengan total 102.276 proyek investasi


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Realisasi Investasi BKPM Bagai 'Pungguk Merindukan Bulan'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular