Subsidi Listrik Didorong Diberikan Langsung Per Rumah Tangga

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
03 November 2020 15:18
PLN pastikan pasokan listrik aman selama PSBB. (Dok. PLN)
Foto: PLN pastikan pasokan listrik aman selama PSBB. (Dok. PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menyebut bahwa subsidi listrik idealnya diberikan langsung kepada rumah tangga, sehingga akan berdampak pada penghematan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Subsidi yang selama ini diberikan melalui PT PLN (Persero) hanya berdampak pada arus kas PLN.

Sekretaris Eksekutif TNP2K Bambang Widianto mengatakan rencana perubahan kebijakan mekanisme pemberian subsidi listrik dari barang ke rumah tangga ini akan menjadi kebijakan dalam jangka panjang.

Dengan kebijakan ini, menurutnya harga listrik akan dijual secara keekonomian, tapi subsidi langsung diberikan ke rumah tangga melalui Kementerian Sosial. Kebijakan ini menurutnya juga bisa diintegrasikan dengan kebijakan LPG agar menjadi tepat sasaran.

"Pada 2024 tadinya targetnya kita ingin mengurangi sebanyak mungkin subsidi, baik listrik, LPG, dan subsidi pupuk. Ini kalau bisa, kita konsolidasikan ke dalam bantuan sosial Kemensos," ungkapnya dalam diskusi secara daring, Selasa (03/11/2020).

Dia menjelaskan bahwa pemberian subsidi ke barang selalu ada risiko salah sasaran dan sebaiknya memang bergeser menjadi subsidi langsung ke setiap rumah tangga. Jika bisa diubah, maka menurutnya tarif listrik untuk semua kelompok daya bisa ditetapkan berdasarkan harga keekonomian.

"Memang tidak bisa variasi kayak sekarang. Kalau sekarang, rumah tangga penerima subsidi bervariasi karena pemakaian kWh bervariasi antar rumah tangga," jelasnya.

Menurutnya, untuk beralih ke kebijakan subsidi rumah tangga perlu ada keputusan politik. Nantinya, PLN tidak perlu menghitung lagi, cukup mengambil rata-rata, misalnya subsidi Rp 100.000 per bulan atau Rp 95.000 per bulan langsung diberikan ke rumah tangga melalui Kementerian Sosial.

"Bagi pelanggan pra bayar, jumlah subsidi dikonversi menjadi jumlah kWh, ini perlu kita pikirkan juga," tuturnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, melalui skema ini akan terjadi penghematan pada APBN. Pada APBN 2020 anggaran untuk subsidi listrik sekitar Rp 54,8 triliun. Jika menggunakan subsidi rumah tangga langsung, menurutnya hanya diperlukan subsidi sekitar Rp 31 triliun berupa bantuan rumah tangga, sehingga potensi penghematannya sebesar Rp 23,3 triliun.

"Di PLN yang terima subsidi tidak hanya 450 VA dan 900 VA, tapi ada juga golongan lain terkait dengan sosial, rumah ibadah ada diskon juga dari PLN. Kalau ini mau tetap diberikan bantuan, kita meski keluarkan Rp 43 triliun, jadi penghematannya hanya sekitar Rp 11,8 triliun," jelasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Subsidi Tak Tepat Sasaran, Orang Miskin Malah Tak Dapat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular