Internasional

Siap-siap 'Masa Kegelapan Eropa', Inggris Lockdown 1 Bulan

sef, CNBC Indonesia
02 November 2020 06:15
Britain's Prime Minister Boris Johnson waves to the media as he leaves 10 Downing Street or go to the House of Commons his weekly Prime Minister's Questions in London, Wednesday, Sept. 30, 2020. (AP Photo/Alastair Grant)
Foto: Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (AP Photo/Alastair Grant)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inggris resmi mengumumkan kembali melakukan penguncian (lockdown) lagi. Hal ini dilakukan bahkan hingga empat minggu alias satu bulan.

"Sekarang saatnya untuk mengambil tindakan karena tidak ada alternatif lain," Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam pengumumannya, Minggu (1/11/2020).



"Kita harus rendah hati dalam menghadapi alam. Sayangnya, di negara ini, seperti di sebagian besar Eropa, virus menyebar lebih cepat daripada skenario kasus terburuk yang masuk akal dari para penasihat ilmiah kita."

Penguncian ini akan berlangsung mulai 5 November hingga 2 Desember. Penduduk akan tinggal di rumah kecuali untuk bekerja, pendidikan, dan olahraga.



Hanya toko-toko penting yang buka. Pemerintah Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara telah melakukan lockdown parsial.

Langkah serupa sebelumnya dilakukan Prancis, Jerman, dan Austria di pekan kemarin. Sabtu, Portugal membatasi 70% aktivitas warganya sedangkan Yunani melakukan penguncian parsial.

Pemerintah Belgia juga mengaku akan memperketat pembatasan sosial. Langkah serupa juga dilakukan kembali oleh Italia.

"Kota ini akan bangkrut. Tidak ada yang tersisa," kata Roger Stenson (73), salah seorang warga Nottingham.

"Kalau toko tutup... Tak akan ada yang tersisa darinya. Itu jadi masalah."

Inggris mencatat lebih dari 22.600 kasus Covid berdasarkan rata-rata mingguan, dari data CNBC International. Ditulis Worldometers, saat ini ada total 1.034.914 warga Inggris telah terinfeksi corona dengan 46.717 kematian.

Sementara itu, resesi di benua Eropa diperkirakan bakal makin dalam. "Semakin gelap ... Angka pemulihan sudah berakhir," kata ekonom ING, Charlotte de Montpellier, sebagaimana dikutip dari CNN International.

"Gelobang kedua pembatasan virus corona mendorong ... double dip recession," kata Ekonom Eropa di Capital Economics Andrew Kenningham.

Di Eropa tercatat sudah 10.098.465 kasus infeksi corona secara akumulatif. Lima negara terbanyak kasus adalah Rusia, Prancis, Spanyol, Inggris dan Italia.



(sef/sef) Next Article Inggris Lockdown Leicester, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular