
Menlu AS Utusan Trump Tiba di Jakarta, Ada Agenda Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Pompeo tiba di Jakarta. Kedatangannya itu menutup rangkaian kujungannya ke empat negara Asia.
Sebelumnya ia berkunjung ke India, Sri Lanka dan Maladewa. "Senang bisa kembali ke Jakarta," tulisnya dalam akun Twitter resminya Kamis (29/10/2020).
Ia menuturkan dirinya akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Lalu apa yang dibahas?
Melalui cuitannya, ia mengaku akan membahas visi bersama tentang #IndoPasifik yang bebas dan terbuka. Ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat dengan China terkait Laut China Selatan.
China mengklaim 80% wilayah perairan kaya itu miliknya melalui Sembilan Garis Putus-putus. AS masuk dengan dalih menjamin kebebasan navigasi.
Di Asia, AS telah bersekutu dengan India, Jepang dan Australia untuk melawan hegemoni China. Keempat negara membentuk Quad.
Sebelumnya, kedatangan Pompeo ini juga dilakukan pasca pemberitaan Reuters soal penolakan RI pada masuknya jet tempur canggih mata-mata AS, Poseidon. Sejak Juli hingga Agustus, AS mengirimkan permintaan khusus agar pesawat Boeing itu bisa 'mampir' dan mengisi bahan bakar.
Penolakan langsung diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebelumnya pendekatan, disebut sumber media itu, dilakukan ke Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri.
P-8 sendiri adalah jet yang penting dalam mengawasi aktivitas China di LCS. Kedua negara tegang di perairan karena klaim China terhadap 80% kawasan kaya itu.
Intensitas militer China di LCS membuat AS masuk. AS baru-baru ini menggunakan pangkalan militer di Singapura, Filipina, dan Malaysia untuk mengoperasikan penerbangan P-8 di atas LSC.
Sayangnya baik Kementerian Pertahanan RI maupun Kementerian luar negeri enggan menanggapi persoalan ini.
Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI) Profesor Hikmahanto Juwana menilai penolakan terkait politik luar negeri RI yang bebas aktif. RI juga tidak ingin seolah tidak netral di mata China.
"Mengingat jenis pesawatnya adalah pesawat tempur mata-mata," katanya kepada CNBC Indonesia.
"Sangat sensitif. Karena China sepertinya tidak suka."
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS-China Makin Panas, Ada Alien vs Predator di Sri Lanka
