Terungkap! Ini Strategi BRI Insurance Bangkit di Era Pandemi

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
27 October 2020 19:00
Strategi 5R, Terobosan BRI Insurance Hadapi Tekanan Pandemi(CNBC Indonesia TV)
Foto: Strategi 5R, Terobosan BRI Insurance Hadapi Tekanan Pandemi(CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia- Industri asuransi menjadi salah satu sektor yang terpukul oleh pandemi Covid-19 dan mencatatkan pertumbuhan negatif pada sisi kinerja hingga September 2020. Hal ini membuat industri asuransi harus melakukan berbagai strategi untuk bertahan di situasi sulit ini.

Direktur Utama BRI Insurance Fankar Umran mengatakan di tengah situasi ini melakukan strategi 5R sebagai upaya mitigasi risiko dan tetap bertumbuh di atas rata-rata industri. Pertama, resolve, yakni mengetahui secara pasti masalah yang dihadapi dan seberapa besar dampaknya sehingga bisa segera dibenahi.

"Kedua, resiliensi, jadi ketika ada masalah misalnya yang sekarang premi tidak tumbuh, maka lakukan penghematan di dalam operasional. Semua yang tidak efisien harus disetop," kata Fankar dalam CNBC Indonesia Award: The Best Insurance, Selasa (27/10/2020).

Ketiga, reengineering proses bisnis. Dalam situasi ini sulit melakukan pertemuan bisnis, sehingga semua perusahan dipaksa melakukan bisnis model baru melalui digitalissi. BRI Insurance bahkan menggandeng pihal lain untuk melancarakan digitalisasi dr sisi branding, marketing, agar bisa lebih dikenal oleh masyarakat.

"Supaya kami bisa dikenal dan melakukan pembelian lewat jalur digital," kata dia.

Keempat, restructure, sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan membentuk tim-tim kecil yang lebih efektif dan efisien. Pasalnya jika masih menggunakan struktur yang ada maka sulit untuk beradaptasi dan menghadapi masalah saat ini yang membutuhkan ketangkasan dan inovasi.

Terakhir adalah redefine, dengan mendefinisi ulang portofolio yang ada di BRI Insurance. Dalam kondisi ini menurut Fankar pun harus mengatur ulang strategi dalam mengatur portofolio, kapan dapat masuk ke portofolio dengan risiko tinggi dan kapan harus masuk ke risiko rendah.

Saat ini BRI Insurance pun mulai masuk ke jalur digital dengan risiko rendah dan lebih sederhana. Fankar mengatakan kaum milenial harus disasar dengan produk yang tepat, dan juga masyarakat di daerah yang sebelumnya tidak memiliki produk asuransi.

"Berdasarkan hasil penelitian, kita tahu market kita terbagi dua. Ada yang bisa ditangani dengan digital dan ada orang yang masih suka layanan ketemu secara langsung, kemudian bisnus yang complicated kan tidak bisa diselesaikan dengan digital," kata Fankar.

Meski fokus pada digital, dia menegaskan BRI Insurance tetap menggarap yang konvensional dan belum bisa migrasi ke digital. Cara konvensional dan digital menurutnya sama-sama tetap dijalankan, karena harus mitigasi risiko. Dengan begitu jika terjadi masalah perekonomian seperti saat ini pelaku usaha tidak mengalami masalah yang terlalu berat karena dicover asuransi, sehingga pemulihan bisa dilakukan lebih cepat.

"Digitalisasi penting untuk menggarap sektor milenial, jangan lupa mengelola yang masih eksis babyboomers yang masih sebagian besar dari nasabah dan perlu sentuhan sendiri, jangan hanya digital. Convensional way dan digital way sama-sama harus dilakukan," ujar Fankar.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perluas Pasar, BRI Insurance Genjot Asuransi Mikro

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular