
Libur Panjang, 10 Ribu Penumpang KA/Hari Keluar dari Jakarta!

Jakarta, CNBC Indonesia - Penumpang kereta api (KA) melonjak drastis di masa libur panjang pekan ini. Setidaknya rata-rata hampir 10.000 penumpang per hari pergi menggunakan KA dari Jakarta menuju berbagai destinasi.
Kepala Hunas PT KAI Daop 1 Eva Chairunisa menjelaskan bahwa jumlah pengguna KA jarak jauh pada momen libur panjang saat ini memang mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Angka kenaikan ini begitu kontras dengan jumlah penumpang beberapa pekan sebelumnya.
"Jadi kalau kita bandingkan dengan minggu lalu, akhir pekan minggu lalu itu rata-rata volume penumpang berkisar di angka 2.700 - 2.800 penumpang per hari. Tapi kalau kita lihat tanggal 27 sampai dengan tanggal 28 Oktober ini dimana ini merupakan momen menjelang libur bersama ataupun juga atau pun juga libur panjang ya ini angka penumpang mencapai sekitar 9.000 sampai dengan 9.500 penumpang untuk keberangkatan per harinya," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (27/10/20).
Dia menegaskan bahwa capaian tersebut masih bisa meningkat lagi. Pasalnya, proses reservasi masih dibuka oleh KAI sampai dengan hari keberangkatan.
"Jadi kita melihat di tanggal 27 dan 28 Oktober ini untuk keberangkatan penumpang memiliki data volume penumpang tertinggi ya untuk akhir pekan libur panjang kali ini," ucapnya.
Untuk mengakomodasi lonjakan itu, KAI menambah perjalanan kereta sampai 27 perjalanan per hari untuk wilayah Daop 1. Penambahan itu berlaku mulai dari 27 Oktober sampai dengan 1 November 2020.
"Di antara 27 KA tersebut untuk perjalanan-perjalanan destinasi yang banyak dibeli penumpang itu mulai dari tujuan Bandung, Cirebon kemudian Tegal, Purwokerto. Untuk di jarak jauh juga ada tujuan Surabaya, Malang, kemudian Yogyakarta, Semarang dan Solo," ucapnya.
Dengan adanya peningkatan ini, pihaknya tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. Salah satu upayanya yakni dengan pembatasan kuota penumpang di tiap perjalanan KA.
"Kita berikan maksimal kapasitasnya itu hanya 70%, jadi ketersediaan tempat duduknya itu tidak terisi penuh, maksimal hanya dapat terisi 70%. Hal ini dilakukan salah satunya untuk dapat tetap menjaga jarak fisik antar penumpang di dalam kereta," ucapnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Mudik ke Garut Kini Bebas Macet, 6 Jam dengan Kereta!