
Tutup Pabrik di RI, Nissan Buka 2.000 Lowongan di Thailand

Jakarta, CNBC Indonesia - Tutupnya pabrik Nissan di Indonesia seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi industri otomotif nasional. Kini, pabrikan asal Jepang tersebut justru merekrut 2.000 pekerja di Thailand setelah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia.
"Ini harusnya jadi pembelajaran bagi pemerintah dan masyarakat, khususnya kaum buruh. Gimana bisa membuat para investor betah di sini," kata pengamat otomotif Jusri Pulubuhu kepada CNBC Indonesia, Selasa (27/10).
Jusri yang merupakan Founder and Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) itu menilai pindahnya Nissan menggambarkan negara tetangga lebih menjamin kenyamanan investor dalam berinvestasi.
"Pembelajaran dari negara ASEAN tersebut yang luar biasa pemerintah dan masyarakat memberi greeting welcome bagi seluruh investor, sehingga investor nggak hanya satu atau dua, tapi sudah berbondong-bondong di situ. Misal Harley Davidson di situ. Ini harusnya menimbulkan keirian dengan cara membuat iklim sejuk. Jangan membuat resah investor tersebut," sebutnya.
Menurut Jusri, untuk membuat investor nyaman, maka bukan hanya jaminan pasar otomotif Indonesia yang besar. Namun juga beragam aspek lain, di antaranya keamanan, baik kenyamanan sumber daya manusianya untuk tinggal, maupun legalitas yang tidak berbelit. Ditambah situasi politik suatu negara juga menjadi pertimbangan.
"Sementara yang akan maju negara-negara yang memberi kemudahan, keamanan. Siapa yang aktif lakukan tour ke negara-negara tersebut untuk presentasi, pasti mereka akan menang dan salah satunya Thailand. Semua pabrikan, coba liat motor besar, semua mobil nanam disana semua mereka. Mereka tanam jutaan dolar. Memusatkan disitu untuk efisiensi, untuk berkompetisi pada situasi sekarang," jelasnya.
"Nggak mungkin orang hengkang kalau nggak ada sesuatu yang nggak mengenakan bagi pengusaha sendiri. Mereka telah menanam jutaan dolar di Indonesia tapi berani meninggalkan ini. Itu lewat pertimbangan dalam, nggak mungkin sekedar gitu (asal) karena mereka udah lakukan investasi nih," lanjutnya.
Keputusan besar meninggalkan Indonesia terkuak pada awal 2020. Nissan yang berbasis di Yokohama Jepang ini mengumumkan penghentian produksi kendaraan di pabriknya di Indonesia, sehingga Thailand menjadi pusat produksi terakhir perusahaan di ASEAN.
Nissan akan membuka lowongan sedikitnya 2.000 orang di pabrik mereka di Samut Prakan, Thailand, yang lokasinya di selatan Bangkok.
Dalam laporan Bloomberg yang berjudul, "Nissan to Hire More Than 2,000 New Workers for Thailand Plants", dikutip Selasa (27/10) Nissan di Thailand berencana membuka lowongan lebih dari 2.000 pekerja untuk menopang produksi mereka.
Pihak Nissan sendiri beralasan, penutupan pabrik-pabrik dan PHK pekerja termasuk di Indonesia bagian dari rencana jangka panjang di tengah kesulitan bisnis mereka.
Nissan Motor Co., Ltd. mengumumkan rencana empat tahun ke depan demi mencapai pertumbuhan berkelanjutan disertai stabilitas dan profitabilitas keuangan pada akhir 2023, Kamis (28/5/2020) waktu setempat. Rencana yang meliputi rasionalisasi biaya dan optimalisasi bisnis itu akan menggeser strategi perusahaan otomotif terkemuka asal Jepang tersebut.
"Rencana transformasi kami bertujuan untuk memastikan stabilitas pertumbuhan alih-alih ekspansi penjualan yang berlebihan. Kami sekarang akan berkonsentrasi pada kompetensi inti kami dan meningkatkan kualitas bisnis kami sambil mempertahankan disiplin fiskal dan fokus pada pendapatan bersih per unit untuk mencapai profitabilitas. Ini bertepatan dengan restorasi budaya yang didefinisikan "Nissan-ness" untuk era baru," ujar CEO Nissan Makoto Uchida dikutip dari laman resmi Nissan Motor Corporation.
Head of Communications PT Nissan Motor Indonesia Hana Maharani sempat mengatakan, Nissan Motor Indonesia sudah mengumumkan penghentian produksi kendaraan di Indonesia. Menurut dia, hal itu merupakan bagian dari rencana optimasi yang mencakup right sizing, optimasi produksi dan reorganisasi operasi bisnis.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Warning Perusahaan Multinasional Cabut dari RI