
Pengusaha Warning Perusahaan Multinasional Cabut dari RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha mengingatkan soal ancaman banyaknya perusahaan multinasional yang angkat kaki dari Indonesia terkait kondisi bisnis mereka yang berdarah-darah. Pengusaha mewanti-wanti agar kondisi ekonomi yang sulit saat ini tak ditambah beban soal kenaikan upah.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Ketenagakerjaan Bob Azam, mengatakan kondisi saat ini apalagi setelah ada pandemi banyak perusahaan multinasional melakukan telaah ulang soal bisnis-bisnisnya. Contoh terbaru adalah Nikon Indonesia yang cabut, AirAsia X, sampai sebelumnya pabrik Nissan tutup di Indonesia.
Ia bilang dengan kondisi keuangan yang minus, perusahaan bisa mengambil langkah korporasi ekstrem. Bob mengaku khawatir jika ada perusahaan multinasional yang memilih tutup operasinya di Indonesia.
Pilihan Redaksi |
"Kita rawan juga dikonsolidasikan dengan perusahaan-perusahaan sejenis yang ada di negara tetangga kita. Thailand, Singapura sudah recovery. Misal satu perusahaan global punya 1 di Thailand, 1 di Indonesia. Di Indonesia lagi pendarahan, ya sudah tutup di Indonesia pindahin ke Thailand. Itu yang harus dipertimbangkan," kata Bob kepada CNBC Indonesia, Selasa (27/10).
Bob memang tak merujuk ke salah satu merek tertentu. Namun, berdasarkan penuturannya, kasus yang mirip pernah terjadi pada Nissan.
Nissan menutup fasilitas pabrik dan melakukan PHK ratusan pekerja di Indonesia. Kini, basis produksi mobil Nissan di ASEAN tersisa ada di Thailand. Nissan kini sedang membuka lowongan sedikitnya 2.000 orang di pabrik mereka di Samut Prakan, Thailand, yang lokasinya di selatan Bangkok.
Dalam laporan Bloomberg yang berjudul, "Nissan to Hire More Than 2,000 New Workers for Thailand Plants", dikutip Senin (26/10) Nissan di Thailand berencana membuka lowongan lebih dari 2.000 pekerja untuk menopang produksi mereka.
Dengan tambahan lowongan baru ini maka ada peningkatan kurang lebih 50% pekerja Nissan di Thailand. Hingga 31 Maret 2020, pekerja pabrik Nissan di Thailand mencapai 4.171 orang.
Sementara itu, Nikkei Asia dalam ulasannya berjudul "Nissan's Thai unit to hire 2,000 employees to ramp up production" mengungkapkan Presiden Nissan Thailand Ramesh Narasimhan mengatakan peningkatan produksi di Thailand karena adanya pertumbuhan permintaan ekspor untuk Nissan Kicks e-POWER dan Nissan Navara.
"Investasi Nissan dan pembukaan lapangan kerja tambahan akan memberikan kontribusi positif terhadap rantai pasokan otomotif dan perekonomian Thailand," kata Ramesh.
Pada awal 2020, grup otomotif yang berbasis di Yokohama Jepang ini mengumumkan penghentian produksi kendaraan di pabriknya di Indonesia, sehingga Thailand menjadi pusat produksi terakhir perusahaan di ASEAN.
Nissan mem-PHK ratusan karyawan di Indonesia sedikitnya 830 pekerja. Hal ini bagian dari rencana pemangkasan lebih dari 12.500 karyawannya di seluruh dunia. Ini sebagai usaha agar bisnisnya bisa terus berjalan.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tutup Pabrik di RI, Nissan Buka 2.000 Lowongan di Thailand