Kang Emil, Pengusaha Tak Sudi Disebut Menyesal Pindah Jabar!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
26 October 2020 09:09
tekstil, china pabrik, kain
Foto: Seorang wanita bekerja di bengkel produsen tekstil di Binzhou, provinsi Shandong, China 11 Februari 2019. (China Daily via REUTERS)

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament (Apsyfi) Redma Gita Wiraswasta mengakui bahwa perpindahan pabrik dari Jawa Berat ke Jawa Tengah berdampak pada berbagai hal. Salah satunya adalah masalah produktivitas dari pekerja di tempat baru. Pekerja yang sudah bekerja di pabrik Jawa Barat memiliki kemampuan lebih karena sudah terbiasa dan skill yang sudah lama terlatih.

"Karena di Jawa Barat sudah terlatih, tenaga kerja garmen udah 5 sampai 10 tahun, jadi bisa cepat kerjanya. Kalau di sana (Jawa Tengah) tenaga kerja baru, perlu adaptasi, pasti produktivitas nggak akan langsung sama di sini (Jawa Barat), meski manajemen dan sistemnya (bagus) tapi tetap yang namanya pengalaman nggak bisa cepat sama dengan di Jabar," kata Redma kepada CNBC Indonesia.

Demi bisa meningkatkan produktivitas bagi pekerja, maka pengalaman diperlukan. Sehingga, pekerja yang baru memulai bekerja perlu diberi waktu demi meningkatkan produktivitas tersebut. Begitu pun dengan pengusaha, terkait menyesal atau tidaknya tergantung bagaimana perhitungan yang dilakukan.

"Tapi akhirnya itu hitung-hitungan saja, kalau dengan produktivitas 10 misalnya tingkat upah 9 kalau turun misal produktivitas 8 upah 6 atau 7, tinggal hitung-hitungan aja merekanya," kata Redma.

(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular