Internasional

AS Dekati RI Soal Laut China Selatan, Cari Teman Lawan China?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
23 October 2020 10:54
China US South China Sea
Foto: USS Ronald Reagan (CVN 76) dan USS Nimitz (CVN 68) Carrier Strike Groups di Laut Cina Selatan, Senin, (6/7/2020). (Mass Communication Specialist 3rd Class Jason Tarleton/U.S. Navy via AP)

Kepentingan untuk mempertahankan posisi hegemoni AS tersebut tercermin dari berbagai aksi dan manuver yang dilakukan oleh Paman Sam.

Narasi yang terus digembar-gemborkan oleh AS adalah kebebasan navigasi di LCS sembari menuding China telah melakukan klaim sepihak tanpa dasar hukum sembari membangun aliansi dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara termasuk RI.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bahkan bakal melakukan lawatan juga ke RI. Hal ini terkait lawatannya ke tiga negara lain yakni India, Sri Langka dan Maladewa.

Hal ini sepertinya terkait klaim China di Laut China Selatan (LCS). Dalam potongan video di Twitter yang diunggah Departemen of State AS, Pompeo menegaskan bahwa kunjungan terkait kebebasan navigasi di Indo Pasifik.

"Ada banyak hal, termasuk meyakinkan rekan dan sekutu untuk bekerja sama soal kebebasan navigasi di Indo-Pasifik," tegasnya dikutip Kamis (22/10/2020).

Kunjungan ini juga diumumkan setelah sebelumnya Reuters memberitakan RI menolak masuk jet tempur canggih mata-mata AS, P-8 Poseidon mendarat. Sejak Juli hingga Agustus, menurut Reuters, AS mengirimkan permintaan khusus agar pesawat Boeing itu bisa 'mampir' dan mengisi bahan bakar.

Penolakan langsung diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebelumnya pendekatan, disebut sumber media itu, dilakukan ke Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri.

P-8 sendiri adalah jet yang penting dalam mengawasi aktivitas China di Laut China Selatan (LCS). AS baru-baru ini menggunakan pangkalan militer di Singapura, Filipina, dan Malaysia untuk mengoperasikan penerbangan P-8 di atas LSC.

China memang belum memberikan komentar akan hal tersebut. Namun pekan lalu Menteri Luar Negeri China Wang Yi juga melakukan safari ke Malaysia.

Di sana ia meminta negara ASEAN bersatu melawa AS. Ia menyebut AS sebagai 'gangguan eksternal' di LCS. "Kita sama-sama berpandangan bahwa LCS seharusnya tidak menjadi tempat bagi kekuatan besar yang bergulat dengan kapal perang," kata Wang.

"China dan ASEAN memiliki kapasitas dan kebijaksanaan penuh, serta tanggung jawab, untuk menjaga perdamaian dan ketenangan di LCS."

Lawatan dan manuver yang dilakukan baik oleh AS maupun China terutama dalam konteks mendekati Indonesia merupakan salah satu bentuk upaya untuk memperluas pengaruh mereka guna mendukung kepentingan nasionalnya masing-masing.

Indonesia di kawasan Asia Tenggara memiliki peran yang strategis. Selain sebagai salah satu pendiri ASEAN, ekonomi RI merupakan yang terbesar di kawasan disertai dengan kekuatan militer yang tak bisa diremehkan wajar jika RI menjadi incaran bagi AS.

Apalagi kondisinya sekarang cakar China sudah menancap begitu kuat di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia melalui jalur perdagangan dan juga investasi. Bagaimanapun juga stance politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif dan cenderung non-blok.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular