Internasional

Demo Mah Lewat, Thailand Resmi Buka Pintu Turis China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 October 2020 14:57
Pro-democracy protesters march during a protest in Udom Suk, suburbs of Bangkok, Thailand, Saturday, Oct. 17, 2020. The authorities in Bangkok shut down mass transit systems and set up roadblocks Saturday as Thailand’s capital faced a fourth straight day of determined anti-government protests. (AP Photo/Gemunu Amarasinghe)
Foto: AP/Gemunu Amarasinghe

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah memanasnya protes di Bangkok, Pemerintah Thailand kembali membuka negaranya untuk turis. Pada Selasa (20/10/2020) malam, sekelompok wisatawan dari Shanghai, China mendarat di Thailand.

Ini menjadi kedatangan pertama sejak penerbangan komersial dilarang beroperasi pada April lalu. Wakil Direktur Bandara Suvarnabhumi, Kittipong Kittikachorn, dalam sebuah pertanyaan mengatakan wisatawan dari China tersebut berjumlah sebanyak 39 orang.



Melalui tayangan televisi publik Thailand, para turis tersebut keluar dari bandara dengan mengenakan masker dan sarung tangan karet, dan siap naik bus ke hotel. Terlihat juga petugas bandara, dengan peralatan pelindung lengkap, menyemprot koper para turis dengan desinfektan.

Mereka tampaknya tidak terpengaruh dengan meningkatnya demonstrasi oleh mahasiswa dan masyarakat di jalanan Bangkok.



Pendatang baru dengan visa khusus 90 hari nantinya harus dikarantina selama dua minggu, dengan tujuh hari di kamar hotel mereka, dan tujuh hari di halaman hotel mereka. Mereka juga harus mendapatkan tes negatif tiga kali sebelum dapat bergerak bebas.

"Setelah lolos, mereka akan dapat pindah ke tujuan lain (di Thailand)," kata Menteri Pariwisata Phiphat Ratchakitprakarn di televisi Thailand, PBS.

Gelombang kedua yang terdiri dari 147 turis dari Guangzhou, China, dijadwalkan tiba pada 26 Oktober, dengan lebih banyak lagi turis akan tiba pada bulan depan.

"Musim dingin akan datang sehingga lebih banyak turis dari negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Korea, dan Jepang juga ingin datang mengunjungi kami sekitar waktu ini," kata Phiphat.

Kedatangan itu terjadi karena pengunjuk rasa anti-pemerintah terus menentang larangan pertemuan setelah pihak berwenang mengumumkan situasi darurat yang parah di Bangkok.

Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand Yuthasak Supasorn mengatakan jika kerusuhan itu tidak mempengaruhi minat wisatawan melancong di negara itu.

"Sejauh ini tidak ada pembatalan atau pertanyaan tentang itu dan orang-orang mengikuti beritanya," katanya, dilansir dari Reuters.

Demonstrasi yang dipimpin mahasiswa, yang menarik lebih dari 10.000 orang, telah menduduki persimpangan sibuk selama berjam-jam sebelum bubar dengan damai. Dalam satu insiden pekan lalu, demonstran dibubarkan dengan meriam air.

Negara yang bergantung pada pariwisata itu hanya bisa melihat 6,7 juta pengunjung asing tahun ini, kata pemerintah, kurang dari seperlima dari rekor 39,8 juta pada 2019.

Pemerintah melarang penerbangan komersial pada April untuk mencegah penularan Covid-19, dan sebagian besar kasus baru adalah orang Thailand yang kembali ke rumah.

Thailand sendiri mencatat adanya 3.709 kasus positif, dengan 59 kematian, dan 3.495 pasien berhasil sembuh, menurut data Worldometers.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demo Goyang Takhta Raja Thailand, Teriak Negara Milik Rakyat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular